Raja Yordania Minta Israel Tak Serang Gaza

Perdana Menteri interim Israel Ehud Olmert dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak melakukan kunjungan rahasia ke Amman untuk bertemu dengan Raja Yordania, Raja Abdullah II.

Laporan radio Israel menyebutkan, kedua pejabat Israel itu datang ke ibukota Yordania untuk memenuhi panggilan Raja Abdullah terkait perkembangang situasi di Jalur Ghaza, Palestina. Dalam pertemuan itu, Raja Abdullah meminta Olmert dan Barat menahan diri dan tidak memerintahkan serangan militer ke Jalur Ghaza.

Tidak diketahui apa respon Israel atas permintaan Raja Yordania itu karena pertemuan dilakukan tertutup. Humas kantor Olmert juga menolak memberikan penjelasan tentang hasil pertemuan tersebut. Menurut radio Israel, Raja Abdullah khawatir serangan Israel ke Gaza akan berimbas ke Yordania karena saat ini banyak warga Palestina yang mengungsi ke negeri itu.

Sementara itu, sekitar 1.000 orang melakukan aksi unjuk rasa di kota Amman, memprotes blokade Israel terhadap Jalur Gaza. Aksi tersebut digerakkan oleh Islamic Action Front (IAF), lembaga politik Ikhwanul Muslimin di Yordania.

Ribuan pengujuk rasa itu melakukan long march dari depan kantor pusat IAF ke gedung parlemen Yordania sambil membawa bendera Yordania dan meneriakkan kalimat-kalimat kecaman terhadap Israel. Mereka juga mengusung spanduk-spanduk bertuliskan "Cabut Blokade adalah Sebuah Keharusan", "Gaza tidak akan runtuh dan blokade akan dipatahkan," dan "Yes, untuk Perlawanan."

Sekjen IAF Zaki Bani Rasheid dalam aksi tersebut menyerukan negara-negara Arab untuk membela Palestina dan menekan musuh umat Islam yaitu kaum Zionis untuk mengakhiri blokade di Jalur Ghaza.

Menteri Pertahanan Israel hari Rabu kemarin memerintahkan untuk menutup kembali semua perbatasan di Jalur Gaza, sehingga truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan tidak masuk ke wilayah itu. Israel memblokade Gaza sejak Hamas menduduki wilayah itu bulan Juni 2007. Blokade Israel membuat kehidupan warga Gaza makin memprihatinkan. Saat ini, 1,5 juta warga Gaza terancam kelaparan, tidak ada akses air bersih, listrik dan obat-obatan. Belum lagi para pasien yang membutuhkan perawatan, tidak bisa ke luar Gaza untuk mendapatkan pengobatan karena mereka dilarang melewati perbatasan oleh Israel.

Sekjen PBB Ban Ki-moon dan organisasi-organisasi kemanusiaan di Israel sudah menyerukan Israel agar menghentikan blokade. Namun rezim Zionis menolak mematuhi seruan itu dan malah melakukan provokasi dengan mengerahkan tank-tank nya ke perbatasan Gaza. Hari Selasa kemarin, sebuah tank Israel melepaskan tembakan yang menyebabkan seorang pejuang Palestina gugur syahid.

Dalam dua belakangan ini, belasan warga Palestina gugur akibat serangan Israel dari darat dan udara. (ln/aby/AFP)