Ratusan Ribu Orang Nyatakan Bai'at Pantang Menyerah Perjuangkan Hak Palestina

Ratusan ribu orang tumpah ruah ke jalan-jalan kota Ghaza. Mereka memprotes keras pertemuan Annapolis yang dipelopori Amerika pada hari Selasa (27/11). Mereka menegaskan akan tetap berpegang teguh dengan berbagai hak-hak rakyat Palestina dan pantang menyerah untuk memperjuangkannya.

Sejumlah yel yel berisi penolakan mereka teriakkan dalam aksi demonstrasi luar biasa itu. Para peserta demonstrasi membacakan bai’at (sumpah setia) yang dipimpin oleh Ketua Dewan Parlemen Dr. Ahmad Bahr. “Kami berjanji kepada Allah swt. Kami berjanji kepada bangsa kami. Kami tidak akan menrima solusi apapun dari Palestina kecuali dengan memerdekakan tanah Palestina dan seluruh tempat suci, kembalinya para pengungsi ke kampung halaman dan rumah mereka yang dirampas Israel sejak tahun 1948, tidak menyerahkan sejengkalpun bagian dari kota Al-Quds (Jerussalem), tanahnya, masjid Al-Aqsha, situs sejarahnya, tempat suci Islam dan Kristen. Allah menjadi saksi apa yang kami katakan. ”

Bahr yang memimpin pembacaan janji setia itu menyatakan pula keputusan Dewan Parlemen Palestina yang dianulir secara sepihak oleh Presiden Mahmud Abbas, bahwa bagaimanapun prinsip perjuangan Palestina takkan pernah berubah. Konferensi Nasional yang menghimpun Hamas, Jihad Islam, Front Rakyat dan berbagai elemen perjuangan Palestina lainnya, termasuk Unit Nasir Shalahuddin, Syuhada Al-Aqsha, semuanya turut dalam aksi ini.

Aksi besar ini dilakukan sekaligus menutup putaran pertama Konferensi Nasional Palestina sebagai tandingan konferensi Annapolis. Ditegaskan oleh Mahmud Zuhar, ketua Konferensi, bahwa seluruh rakyat Palestina, “Dari lautannya ke daratnya, dari perbatasan suriah Libanon di Utara hingga perbatasan Mesir, itu adalah tanah milik kaum Muslim dan Kristen bangsa Palestina. Tak ada presiden, tidak ada negara, tidak ada generasi, tidak ada PBB sekalipun yang berhak menyerahkan sejengkalpun dari tanah itu kepada siapapun. ”

Zuhar menambahkan, “Kami tidak menyerahkan kepada siapapun yang menandatangani atas nama kami di atas rekomendasi atau kesepakatan yang menyentuh prinsip-prinsip bangsa kami. Siapapun yang melakukannya, maka sejarah akan menghukumnya dengan pengkhianatan dan sikap jahat sampai hari kiamat.”

Aksi massa menolak konferensi Annapolis juga terjadi di Tepi Barat. Namun aparat keamanan di bawah Presiden Abbas, segera membubarkan aksi itu. (na-str/pic)