Video Kamera, "Senjata" Warga Palestina di Tepi Barat

Video kamera itu digunakan untuk merekam kejadian-kejadian berupa tindak kekerasan yang selalu dilakukan aparat polisi Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Video kamera ini sangat membantu warga Palestina jika mengalami tindakan kekerasan dari aparat keamanan Israel atau dari para pemukim Yahudi, karena rekaman video itu bisa menjadi barang bukti jika kasusnya dibawa ke pengadilan.

"Saya selalu menjaga agar kamera selalu berada di samping saya. Ini satu-satunya alat untuk mencegah agar para pemukim Yahudi tidak melempari kami dengan batu atau datang ke toko saya, " kata Bassam al-Jaabari, pemilik toko grosir di kota Al-Khalil, Tepi Barat.

Ia menunjuk sebuah rumah bertingkat tiga yang berjarak sekitar 100 meter dari tokonya. Sejak setahun yang lalu, rumah itu didiami keluarga pemukim Yahudi, yang mengklaim telah membeli rumah tersebut. Sejak saat itu, organisasi hak asasi manusia Israel B’Tselem-orgniasasi yang sering membela hak warga Palestina-memberikan kamera pada empat keluarga Palestina yang tinggal dekat rumah tersebut agar bisa mendokumentasikan jika pemukim Yahudi di rumah itu melakukan kekerasan terhadap keluarga Palestina itu.

Sejak setahun yang lalu, B’Tselem memang menggelar program "Shooting Back" dengan membagi-bagikan video kamera pada warga Palestina untuk mereka tindak kekerasan yang dilakukan aparat atau pemukim Yahudi di Tepi Barat terhadap warga Palestina.

"Dari pengalaman, kami tahu apa yang akan terjadi kalau ada pemukim Yahudi yang berada di tengah kawasan warga Palestina, " kata Issa Amro, anggota B’Tselem yang bertanggung jawab untuk wilayah Al-Khalil.

Sejak tahun 1980, telah dibangun sekitar 500 rumah di wilayah al-Khalil yang didiami sekitar 167 ribu warga Palestina. Sedangkan program "Shooting Back" B’Tselem baru dilaksanakan tahun 2007 lalu. Selama setahun itu, B’Tselem telah mendistribusikan sekitar 100 kamera untuk warga Palestina di Tepi Barat.

"Para pemukim Yahudi itu membuat kehidupan warga Palestina sulit. Tapi jika ada tetangga mereka yang memiliki kamera, para pemukim Yahudi itu berpikir dua kali untuk melakukan kekerasan terhadap warga Palestina, " kata Amro.

Pekan kemarin, B’Tselem merilis sebuah rekaman video aksi brutal yang dilakukan sejumlah lelaki pemukim Yahudi terhadap dua orang petani Palestina yang sudah renta di Al-Khalil. Akibat serangan itu, pasangan suami isteri Palestina itu mengalami luka-luka. Menurut korban, Thamam al-Nawaja (58), ia dan suaminya yang berusia 70 tahun dipukuli hinga babak belur karena menolak perintah pemukim Yahudi itu agar mereka tidak menggembalakan ternaknya di sebuah padang rumput di kota al-Khalil.

Beberapa rekaman video tindak kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi di Tepi Barat terhadap warga Palestina juga disiarkan oleh sejumlah media massa internasional. Bulan Maret tahun lalu, video berisi rekaman seorang perempuan Yahudi sedang memaki-maki tetangganya yang orang Palestina memicu reaksi keras. "Reaksi itu membuat kami sadar pentingnya program ‘Shooting Back’, " kata Oren Yacokovobish, penanggung jawab program B’Tselem. (ln/iol)