Punya Jumlah Kasus Tertinggi di Dunia, AS Nyatakan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Nasional

eramuslim.com – Pemerintah Amerika Serikat akhirnya menyatakan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat pada Kamis (4/8) waltu setempat, merujuk pada peningkatan signifikan wabah tersebut.

Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Xavier Becerra dalam pengarahannya berharap langkah pemerintah diharapkan dapat membebaskan dana dan alat tambahan untuk memerangi penyakit itu.

Penetapan keadaan darurat diambil setelah AS mengeluarkan laporan pada Rabu (3/8) bahwa sudah ada 6.600 kasus cacar monyet, di mana hampir semua kasus terjadi di antara pria penyuka sesama jenis.

“Kami siap untuk mengambil tanggapan kami ke tingkat berikutnya dalam mengatasi virus ini, dan kami mendesak setiap orang Amerika untuk menganggap cacar monyet dengan serius,” kata Becerra pada sebuah pengarahan, seperti dikutip dari AFP, Jumat (5/8).

Di saat yang sama Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Rochelle Walensky,mengatakan bahwa deklarasi tersebut akan meningkatkan ketersediaan data tentang infeksi cacar monyet yang diperlukan untuk respons.

Pemerintah AS telah mendapat tekanan untuk penanganan wabah penyakit yang mulai menyebar di Eropa sebelum pindah ke Amerika Serikat, yang kini memiliki kasus terbanyak di dunia.

Vaksin dan perawatannya terbatas dan penyakit ini sering kali diserahkan kepada klinik kesehatan seksual yang secara historis kekurangan dana untuk dikelola.

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan cacar monyet sebagai “darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional,” tingkat kewaspadaan tertinggi.

Deklarasi WHO bulan lalu berusaha untuk memicu respons internasional yang terkoordinasi dan membuka pendanaan untuk berkolaborasi dalam vaksin dan perawatan.

Pemerintah AS hingga saat ini telah mendistribusikan 600.000 dosis vaksin Jynneos Bavarian Nordic dan menggunakan 14.000 pengobatan TPOXX Siga Technologies, meskipun para pejabat tidak mengungkapkan berapa banyak yang telah diberikan.

Pertama kali diidentifikasi pada monyet pada tahun 1958, penyakit ini memiliki gejala ringan termasuk demam, nyeri, dan lesi kulit berisi nanah, dan orang cenderung sembuh dalam waktu dua hingga empat minggu, kata WHO. Ini menyebar melalui kontak fisik yang dekat dan jarang berakibat fatal. [RMOL]