Hikmah Keengganan Iblis Sujud kepada Adam

Sifat selanjutnya yang dimiliki iblis adalah sombong. Sifat ini memiliki ciri yang sangat jelas, yaitu meremehkan manusia dan menolak kebenaran.

الكبر بطر الحق وغمط الناس

“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia”. Bahkan dengan sifat ini, akan menghalangi manusia dari jannah-Nya, meski hanya sebesar biji sawi.

إنّ الله لا يدخل الجنة مَنّ كان في قلبه مثقال ذرّة من كبر

“sesungguhnya sekali-kali Allah tidak akan memasukkan seseorang kedalam syurga selama ada dalam hatinya sebesar biji sawi dari kesmbongan”. (( shahih muslim)).

Manusia yang mewarisi sifat ini adalah orang-orang yahudi. Dimana mereka mengetahui kebenaran dari kitab-kitab terdahulu. Bahkan mereka tahu siapa yang membawa kebenaran itu melebihi pengetahuan mereka terhadap keturunan mereka sendiri. Tapi karena sifat ini, mereka terhalang dari hidayah Allah tersebut.

“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui”. (QS. Al-Baqoroh: 146).

Mengingatkan bahwa musuh abadi sampai hari kiamat adalah iblis. Ia memerintahkan kepada bala tentaranya untuk menggoda manusia dari jalan yang benar.

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. (QS. Al-A’rof: 17).

 

Agar waspada kepada maksiat, karena ia bisa menjerumuskan kepada kekufuran. Meski pada dasarnya sipelaku tidak masuk kepada kufur, tapi perbuatan tersebut adalah menjadi jalan menuju kekufuran.

Dari sinilah seharusnya kaum muslimin berhati-hati terhadap sebagian kaum muslimin yang melakukan tindak kekufuran. Karena tidak semua pelakunya dianggap kufur atau kafir setelah melakukannya. Sikap ghulluw dalam memvonis pelaku dosa besar inilah kaum khowarij menjadi sesat. Mereka berlebihan dalam menyikapi pelaku maksiat. Pendapat mereka yaitu telah sesat dan masuk neraka jika telah melakukan dosa besar. Dan juga tidak seperti murji’ah dalam menyikapi maksiat. Mereka terlalu longgar dalam menyikapinya. “pendapat mereka selama ada iman didalam hati, seberapapun besarnya dosa tidak akan terpengaruh”.

Maka sikap yang baik adalah sebagaimana ahlu sunnah wal jama’ah menyikapinya. Tidak berlebihan dan tidak terlalu longgar.

Semoga Allah mudahkan kita untuk menjauhi segala godaan yang dihembuskan oleh syetan baik yang berbentuk jin maupun manusia hingga ajal tiba. Amin

Wallahu a’lam bisyowab

 

Ahmad hanif

Bekasi, Bumi sani