Sobat Muslim, Beginilah Keistimewaan Al-Qur’an yang Harus Diketahui

Sebagai seorang Rasul, Nabi Muhammad SAW diberikan beragam mukjizat oleh Allah SWT. Mulai dari bisa membelah bulan, dapat melihat jelas dalam gelap, keringatnya harum dan yang paling besar adalah diturunkannya keistimewaan Al-Qur’an hanya pada beliau.

Hadirnya Al-Qur’an Sebagai Kitab Suci Penyempurna

Allah SWT telah mengutus 25 orang Nabi untuk menyebarkan agama Islam bagi kaumnya. Namun, hanya 5 di antara mereka yang bergelar Ulul Azmi. Serta 4 orang dari mereka menerima kitab suci. Sementara Nabi Nuh AS sebagai salah satunya diberi umur panjang dan kesabaran luar biasa.

Kitab suci tersebut adalah Zabur (Daud AS), Taurat (Musa AS), Injil (Isa AS) serta Al-Qur’an (Muhammad SAW). Tiga di antaranya diturunkan untuk kaum yang sama, yakni Bani Israil. Sedangkan milik Rasulullah SAW hadir untuk menyempurnakan itu semua.

Al-Qur’an dinilai lebih fleksibel karena di dalamnya sudah menyangkut ajaran kitab-kitab diatas dengan inti sama, yakni Tauhid (Keesaan Allah SWT) dan hanya Rasulullah SAW lah yang mendapatkannya. Sehingga beliau juga memiliki gelar Rahmatan lil’alamin (Rahmat bagi seluruh umat).

Mushaf Alquran tulisan tangan karya Syekh Dago

Keistimewaan yang Terdapat dalam Al-Qur’an

Selain sebagai kitab penyempurna dari sebelumnya, Al-Qur’an juga masih memiliki beragam keistimewaan lain. Bila Anda mau menelaah lebih lanjut isi di dalamnya, maka akan menemukan banyak hal menarik tentang kehidupan di dunia serta akhirat. Berikut ulasannya:

1. Mendapatkan Pahala Apabila Membacanya

Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk sering-sering membaca Al-Qur’an mulai dari Al-Fatihah hingga An-Nas. Dimana hal ini tidak seperti kitab pendahulunya. Karena satu huruf saja yang dibaca, maka sudah bernilai pahala. Ketentuannya tertuang dalam Surah Fathir ayat 29-30.

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ

لِيُوَفِّيَهُمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan pahala mereka dan menambah karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”

Bahkan, tidak hanya dari perintah yang terkandung dalam Surah Fathir saja. Namun, beberapa hadits di bawah ini juga menjelaskan bahwa hal tersebut memang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Maka, rugilah bila orang-orang enggan membacanya.

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf. [HR. Bukhari].”

Namun, Allah SWT tidak hanya menjanjikan pahala bagi pembaca Al-Qur’an saja. Nikmat tersebut baru diturunkan pada siapun yang mau memahami arti di dalamnya sekalian. Jadi, alangkah baiknya kalau mau mempelajari maknanya juga.

2. Terjaga dari Segala Pertentangan

Rasanya bukan sesuatu yang umum bila kitab suci selalu mendapatkan pertentangan di dalamnya. Kalau hal tersebut terjadi, berarti ada suatu kesalahan. Entah memang pada buku tersebut atau si penafsir sendiri. Tapi, kejadian semacam itu tidak berlaku dalam Al-Qur’an.

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا

 “Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur’an? Sekiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya. (An-Nisa : 82).”

Penjelasan dari Surah An-Nisa’ ayat 82 tadi sekaligus menjelaskan keistimewaan Al-Qur’an. Bahwa semua hal di dalamnya langsung turun dari Allah SWT lewat perantara Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW.

Keaslian dari kitabnya sangat terjaga. Tidak ada yang bisa merubah isinya maupun membuat kemiripan lain dengan Al-Qur’an. Untuk menafsirkannya pun membutuhkan banyak ulama. Bukan sembarangan mengartikan karena akan jadi masalah apabila beda penafsiran.

3. Pahala Al-Qur’an untuk Orang Hidup

Sudah sepatutnya kalau semasa hidup umat muslim juga harus mencari pahala untuk bekal di akhirat kelak. Salah satunya dengan membaca Al-Qur’an, memahami maknanya dan mengamalkan isinya. Semua itu tidak bisa mengalir lagi kalau sudah meninggal.

لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

 “Agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir. (Yaasin : 70).”

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, (An-Najm Ayat 39).”

Bahkan, Imam Syafi’i juga berpendapat jikalau pahala membaca Al-Qur’an tidak akan sampai pada orang yang telah meninggal, karena segala macam amalan sudah berhenti ketika ruh dicabut dari tubuh. Tapi, ada pengecualian juga untuk hal tersebut.

Apabila anak membacakan Al-Qur’an pada orang tuanya yang telah meninggal, maka pahala bacaan tersebut bisa tersampaikan dan tidak akan pernah terputus. Hal tersebut diperkuat beberapa hadits Rasulullah SAW lainnya.

4. Al-Qur’an Sebagai Obat Penawar

Al-Qur’an mungkin bukan obat medis seperti yang dilihat di apotek maupun rumah sakit. Tapi, kandungan di dalamnya mampu mengobati segala macam penyakit. Mulai dari masalah pada badan, hati (perasaan), pikiran dan masih banyak lagi.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

 “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)

Segala macam hal yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an mengandung manfaatnya masing-masing bagi tubuh manusia. Contoh paling umum ialah susu, kurma, buah Tin, daging halal dan lain sebagainya.

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Israa’ : 82)

Apabila lebih teliti lagi, segala macam pengobatan medis maupun tidak sudah dituliskan di sana. Bukan hanya melalui beragam benda yang telah disebutkan, namun hanya dengan mengucapkan surat-surat tertentu pun juga bisa.

5. Kebenaran Berita dalam Al-Qur’an di Masa Lalu maupun Akan Datang

Seperti judulnya, Al-Qur’an memang bukan peramal. Tapi apa yang tertulis di dalamnya sudah pasti terjadi karena Allah SWT sendiri menurunkannya langsung. Tidak hanya bagi umat muslim saja, tapi semuanya di dunia ini.

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 “Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am : 115)

Guru besar tafsir, Imam Qatadah bin Di’amah As-Sadusi bahkan mengatakan bahwa apapun di dalam Al-Qu’an itu benar adanya, segala hukumnya dibuat adil dan semua kabarnya merupakan kebenaran, bukan bualan semata yang juga tertuang pada firman Allah SWT berikut:

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.” (QS. Al-A’raaf: 157)

6. Terdapat Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia

Siapa yang tidak mengenal bangsa Romawi atau Bizantium? Kerajaan dengan peradaban luar biasa maju tersebut pernah kalah dari Persia sehingga beberapa wilayahnya dikuasai. Namun, pada tahun 627 Masehi, Surah Ar-Rum ayat pertama turun kepada Rasulullah SAW.

Jelas, bagi kaum musyrik Arab hal tersebut jadi bahan cemoohan, karena Bizantium sendiri seperti sudah sekarat. Tapi, siapa sangka perang balasan yang terjadi pada tempat terendah di bumi (cekungan Laut Mati) di antara Syria, Palestina dan Jordania dalam Surah Ar-Rum ayat 1-3.

الۤمّۤ ۚ

“Alif Lam Mim”

غُلِبَتِ الرُّوْمُۙ

 “Bangsa Romawi telah dikalahkan”

فِيْٓ اَدْنَى الْاَرْضِ وَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُوْنَۙ

 “Di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang”

Dan hal tersebut benar-benar terjadi di sana. Bangsa Romawi membalaskan perang ke Persia tepat di dekat cekungan Laut Mati. Sama hanya dengan apa yang Al-Qur’an katakan pada Rasulullah SAW sebelumnya. Wallahua’lam bissawab.

7. Diciptakannya Segala Sesuatu Berpasang-pasangan

Jodoh. Pembahasan paling disukai setiap orang, apalagi bagi muda-mudi yang belum diberikan separuh jiwa raga tersebut padanya. Tidak hanya pada manusia saja, pasangan juga diciptakan Allah SWT untuk hewan, tumbuhan dan masih banyak lagi.

سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ

Artinya, “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasin : 36)

Kata-kata dalam Al-Qur’an pun juga telah berpasangan dengan arti seimbang. Contohnya saja hayat (hidup) dan maut (mati) masing-masing muncul sebanyak 145 kali. Adapun musibah (bencana) serta sukr (syukur) diucapkan 75 buah banyaknya.

Tahun 1933, seorang ilmuwan Inggris bernama Paul Dirac menegaskan kalau segala materi di bumi diciptakan sepasang. Seperti proton (negatif) dan elektron (negatif). Hal tersebut sekaligus menjadi penegas dimana pada jaman Rasulullah SAW sesuatu seperti ini belum tentu diketahui.

Penyelamatan Jasad Fir’aun untuk Ilmu Pengetahuan Masa Depan

Jika berbicara tentang Piramida Giza di Mesir, pasti Anda akan langsung terngiang oleh kisah Raja Fir’aun sebagai penguasa mahsyur. Namun, sombong yang ditenggelamkan Allah SWT lewat mukjizat Nabi Musa AS. Beliau membelah Laut Merah hanya dengan pukulan tongkatnya.

وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَىٰ

Artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. (QS. Thaha : 77)

Ketika kaum Bani Israil menyeberanginya, pasukan Raja Fir’aun turut membuntuti. Naas, mereka semua harus tenggelam saat pengikut Nabi Musa AS dan beliau sudah sampai ujung. Terlambat, penguasa sombong tersebut baru mengakui kekuasaan Allah SWT sesaat sebelum wafat.

وَاَنۡجَيۡنَا مُوۡسٰى وَمَنۡ مَّعَهٗۤ اَجۡمَعِيۡنَ‌ۚ

Artinya,”Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.” (QS. Asy-Syu’araa : 65)

ثُمَّ اَغۡرَقۡنَا الۡاٰخَرِيۡنَ‌ؕ

Artinya,”Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.” (QS. Asy-Syu’araa : 66)

Dan atas izin Allah SWT seperti yang tercantum dalam Surah Yunus ayat 92, bahwa jasad Pharaoh diselamatkan (sekarang disimpan di Museum Kairo). Agar semua bangsa bisa mempelajari hal ini sebagai peringatan serta tanda-tanda kekuasaan Sang Kuasa.

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Artinya, “Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS. Yunus : 90)

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ

Artinya, “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya untuk mengimani segala keistimewaan Al-Qur’an di dalamnya. Allah SWT telah meninggalkan beragam hal pada kitab suci tersebut melalui Rasulullah SAW serta akan lebih baik lagi jikalau mau mengamalkan isinya.