How Can They Come to Germany? (3)

Pertama kali saya menyebutkan asal saya selagi kami di ZOB, ia langsung memperagakan sebuah gerakan. Awalnya sulit bagi saya memahami maksudnya. Penjelasannya dalam bahasa Inggris juga kurang jelas bagi saya. Barulah kemudian saya menyadari bahwa yang ia maksud adalah olahraga bulutangkis. Ketika saya menyebutkan badminton, ia sendiri tidak tahu. Mungkin ada sebutan tersendiri untuk olahraga ini dalam Bahasa Mandarin.

How Can They Come to Germany? (2)

 Uday menceritakan bahwa ia berasal dari daerah yang tidak begitu dikenal di India. Sekolah menengah dan perguruan tingginya pun bukan termasuk kelompok sekolah top di India. Ia hanya katakan bahwa ia berminat dengan bidang yang ditekuninya saat ini dan sempat bekerja di India pada bidang ini, hingga kemudian bisa menjalin kontak dengan profesor di Forschungszentrum Juelich untuk mengambil PhD.

How Can They Come to Germany? (1)

Ketika membaca cerita mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi, saya banyak menemukan sosok-sosok dari Jerman berada di balik konsep-konsep penting dalam ilmu pengetahuan alam dasar. Jadi kemudian saya berpikir rasanya tidak berlebihan bila ingin belajar mengenai konsep-konsep dasar tersebut, Jerman adalah pilihan pertama.

Science for All (8)

Pernah saya tanyakan apakah dia bisa berbahasa Arab, maka ia hanya menjawab bahwa kalau mendengar ia sedikit paham, tetapi bila berbicara ia sulit. Bahasa Pakistan sendiri adalah bahasa Urdu. Bahasa Urdu huruf-hurufnya adalah huruf arab tetapi pengucapannya dipakai seperti bahasa Hindi, bahasanya India. Mungkin seperti arab melayu yang huruf-huruf nya arab tetapi dipakai untuk pengucapan dalam bahasa melayu. Kadang saya sulit menangkap bagaimana saudara-saudara saya dari Bangladesh, Pakistan, dan India bisa memilki bahasa yang berbeda

Science For All (7)

Prof. Salim beralasan bahwa cukuplah Al Azhar hanya fokus di bidang semula dan membiarkan universitas-universitas yang lain menyediakan tenaga ahli untuk bidang lain. Saya sebenarnya memahami maksud Prof. Salim itu, tetapi kadang masalah itu bukanlah pada sistem yang telah dibuat, melainkan manusia nya lah yang belum bisa memenuhi harapan sistem itu. Jadi, rasanya niat baik Al Azhar itu justru untuk semakin menunjukkan bahwa memang tidak ada pemisahan ilmu dan Islam itu sendiri. Ilmu diatur dalam Islam dan tunduk pada ketentuan Islam dalam bagaimana seseorang itu menuntut ilmu dan mengamalkannya.

Science For All (6)

Saya sendiri menangkap kesan bahwa Ali punya rencana untuk berpoligami karena memang itu lazim di negaranya, hanya saja belum saatnya. Ersoy yang melihat saya bersemangat bertanya masalah ini malah berkata pada saya untuk menikah dahulu. Ali yang mendengar Ersoy, lalu hanya membalas, "Ia sudah menikah!“ Ersoy tentu kaget karena mungkin dilihatnya saya layaknya pemuda yang masih pantas disebut bujangan. Terlebih saya hidup di Jerman tidak bersama keluarga. Maka saya pun menjelaskan bahwa saya sudah punya anak yang berumur hampir 20 bulan. Ersoy malah kaget lagi mengetahui anak saya sudah cukup besar.

Science For All (5)

Setiap berjumpa orang di sini, saya sering menanyakan arti nama mereka. Kadang mereka ada yang tahu dan kadang hanya menjawab tidak ada artinya, "hanya sebuah nama.“ Tetapi bagi saya mengetahui nama itu amat penting. Bukankah kelak di Hari Akhir kita pun dipanggil dengan nama-nama kita?Bukankah ketika memanggil saudara-saudara kita dengan nama mereka maka sebenarnya kita sedang mendoakan mereka dengan doa yang terkandung dalam nama mereka? Maka bagi saya, tidak ada yang kita kenal sebelum kita terlebih dahulu tahu namanya.

Science For All (4)

Ali mengatakan bahwa setiap nabi diturunkan sesuai dengan kondisi kaum di mana nabi itu diturunkan. Nabi Isa diturunkan pada kaum yang mengenal dunia pengobatan. Sehingga ketika Nabi Isa berdakwah pada mereka, maka ALLAH memberikan mukjizat yang membuat kaum Nabi Isa tersebut kagum bahwa yang mereka lihat dari Nabi Isa tidak pernah mereka dapati pada pengetahuan mereka sebelumnya. Alasannya cuma satu, agar mereka yakin bahwa yang berkuasa atas itu adalah Yang Maha Kuasa Atas Segalanya.

Science For All (3)

Hal lain yang saya manfaatkan bila bertemu Ali adalah belajar tentang dunia Arab, khususnya Jordan dan mencari jawaban atas pertanyaan saya mengenai bahasa Arab. Ali mengatakan bahwa ketika kecil dahulu, di sekolah ia mendapatkan materi pelajaran persatuan arab. Namun sekarang materi itu tidak ada lagi di sekolah-sekolah dasar. Saya pun berujar, "Ali, persatuan arab berarti persatuan Umat Islam." Ali pun setuju dengan ini tetapi memang itulah kenyataannya saat ini. Ketika saya menanyakan kondisi Palestina, Ali lebih banyak terdiam.

Science For All (2)

Ketika saya tanya bagaimana pendapat beliau mengenai rencana pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia, maka beliau menjawab bahwa pada dasarnya beliau mendukung, tetapi beliau mempertanyakan mau disediakan dari mana sumber daya manusia yang akan bertanggung jawab mengurusnya sedangkan di Indonesia sendiri saat ini tidak ada program studi bidang nuklir. Ketika saya katakan bahwa di UGM ada Teknik Nuklir, karena saya sendiri dahulu sempat tertarik untuk kuliah di bidang ini, maka Bung Azhar menjawab bahwa sekarang sudah tidak ada lagi.