Menjadi Pemaaf

 Assalamu’alaikum.wr.wb

1. Apakah rahasianya agar kita menjadi seorang pemaaf ?

2. Bagaimana kriterianya seorang tersebut bisa dikatakan sebagai seorang pemaaf ?

Wa’alaikum salam wr. wb.
Saudaraku Lily Suhana yang dimuliakan Allah SWT, rahasia untuk menjadi orang pemaaf adalah jiwa berkelimpahan. Artinya, apa pun yang terjadi pada dirinya (terutama yang menyakitkan hatinya), ia merasa jauh lebih banyak limpahan nikmat yang telah Allah berikan kepadanya dibandingkan musibah yang dialaminya. Ia melihat dunia dengan paradigma banyaknya limpahan nikmat yang bisa didapatkan oleh setiap orang dan Allah tidak akan “pelit” untuk menambah nikmat tersebut kepada setiap orang. Ia tidak melihat dunia dengan paradigma “rebutan kue”, dimana ketika orang lain mendapatkan rezeki/nikmat berarti jatah rezeki/nikmatnya akan berkurang. Ia yakin takdirnya untuk mendapatkan kelimpahan nikmat dari Allah SWT tidak akan berkurang sedikitpun ketika orang lain mendapatkan nikmat. Paradigma ini akan membuat ia tidak pernah sakit hati atau iri ketika orang lain merebut sesuatu darinya atau mendapatkan nikmat berupa kebahagiaan dan kesuksesan.
Rahasia lain dari mampu memaafkan adalah tidak pernah mengijinkan hatinya disakiti orang lain. Seperti kisah seorang anak di Jepang yang cacat kakinya dan sering dicemooh teman-teman di sekolahnya. Namun anak tersebut tetap tersenyum dan ramah serta tidak memusuhi teman-teman yang mencemoohnya, sehingga membuat teman dan guru-gurunya heran. Lalu seorang guru bertanya kepadanya mengapa ia tidak marah ketika dicemooh oleh teman-temannya. Anak tersebut berkata, “Buat apa saya marah? Saya tidak pernah mengizinkan kata-kata yang menyakitkan masuk ke dalam hati saya!”. Kisah anak dari Jepang ini mengajarkan kepada kita bahwa yang membuat kita sakit hati, marah dan dendam kepada orang lain sesungguhnya bukan orang lain, tetapi diri kita sendiri. Kitalah yang memasukkan kata-kata yang menyakitkan tersebut ke dalam hati/perasaan kita. Lalu kita rasakan siang dan malam kesakitan hati itu, sampai berubah menjadi dendam dan benci.
Jadi sesungguhnya sakit hati itu adalah perasaan subyektif yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Oleh sebab itu ketika kita tidak pernah memasukkan kata-kata atau perilaku yang menyakitkan ke dalam perasaan, maka kita akan dengan mudah memaafkan orang lain. Orang yang sulit memaafkan adalah orang yang membiarkan kata-kata atau perilaku yang menyakitkan dari orang lain untuk masuk ke dalam perasaannya. Ketika perasaan/hati itu sudah sakit, maka akan sulit menyembuhkannya (sulit untuk memaafkan orang lain). Namun sebenarnya, sakit hati bisa disembuhkan dengan cara membangun jiwa berkelimpahan seperti yang telah saya ulas di atas.
Lalu tentang pertanyaan Anda mengenai kriteria orang yang pemaaf, diantaranya adalah : tidak membalas dendam, tidak merenggangkan hubungan dengan orang yang dimaafkannya, melupakan kesalahan orang lain dan lebih banyak mengingat kebaikan orang lain.
Demikian jawanb saya, semoga bermanfaat.
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun” (QS. 2 : 263).
“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf” (QS. 42 : 37).
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan