Senjata Pemusnah Massal (Senjata Nuklir, Biologi, Kimia)

Ustadz, bolehkan ummat Islam memiliki senjata pemusnah massal, misalkan senjata nuklir, biologi atau kimia? Senjata tersebut tidak digunakan di medan perang karena dapat menghancurkan lingkungan dan mengakibatkan korban jiwa. Namun negara yang mempunyai senjata tersebut memiliki nilai deterrent (menggentarkan musuh dan membuat musuh urung menyerang karena kuatir akan pembalasan menggunakan senjata pemusnah massal).

Wassalam,

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Adalah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk mempertahankan diri dari ancaman musuh dengan menggunakan senjata yang seimbang, bahkan idealnya harus lebih kuat dari yang dimiliki musuh.

Allah SWT secara khusus menyebutkan bahwa persiapan kekuatan militer dan persenjataan di dalam tubuh umat Islam adalah bagian dari ibadah sekaligus kewajiban, di luar kewajiban jihad itu sendiri. Ada jarak masa tertentu antara melakukan persiapan perang dengan kewajiban perang itu sendiri.

Allah SWT berfirman:

وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Anfal: 60)

Di dalam ayat ini Allah SWT belum lagi mewajibkan perang, namun baru sekedar memerintahkan agar umat Islam punya persiapan (isti’dad) untuk sewaktu-waktu bila berperang, sudah punya kekuatan. Lalu apa manfaatnya punya persiapan tapi tidak perang?

Jawabnya ditegaskan di dalam ayat ini, yaitu untuk menggetarkan hati musuh-musuh Allah SWT. Kalau musuh melihat umat Islam tidak punya senjata yang bisa diperhitungkan, pasti mereka akan menganggap enteng dan bisa bertindak seenaknya saja. Persis seperti yang sedang dialami oleh dunia Islam saat ini.

Kekuatan kafir yang memusuhi umat Islam, dengan seenaknya menekan dan memaksakan kehendak kepada negeri muslim. Karena mereka tahu bahwa negara-negara Islam sangat lemah dari sisi kekuatan militer. Cukup sekali gebrak, pastilah bertekuk lutut dan menyerah tanpa syarat. Karena senjata yang dimiliki kebanyakan adalah koleksi museum, yang sudah berkarat dan habis masa berlakunya.

Kalau pun punya kapal tempur, kebanyakan sudah tidak bisa terbang. Bahkan yang baru pun tidak layak terbang, karena spare part-nya diembargo oleh negara lawan. Bukan apa-apa, senjata-senjata yang harganya selangit itu ternyata dibeli oleh negeri-negeri muslim justru dari negara-negara yang memusuhinya.

Walhasil, jadilah negeri-negeri muslim ini sebagai orang sakit yang lemah. Barangkali kalau tidak berlebihan, seandainya terjadi perang antara negeri muslim dengan lawan-lawannya sekarang ini, mereka tidak perlu susdah-susah menembak pesawat kita. Komandan perang lawan akan memerintahkan pasukannya untuk membiarkan saja pesawat-pesawat kita mengangkasa sambil berpesan, "Biarkan saja, jangan ditembak, toh nanti juga jatuh sendiri…."

Karena itu, untuk keluar dari lingkaran setan, sudah selayaknya umat Islam punya senjata yang ditakuti lawan. Kalaubikin pesawat tempur, torpedo, tank, senjata otomatis dan sejenisnya, mungkin akan kalah dengan lawan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Jadi yang dibutuhkan memang senjata-senjata ampuh yang nyata-nyata ditakuti lawan.

Tujuan bikin senjata itu memang untuk membuat takut lawan, bukan? Kalau bikin senjata tapi lawan tidak takut, tidak akan adagunanya.

Lalu senjata macam apa yang bisa bikin takut lawan, di zaman sekarang ini?

Jawabnya ada banyak kemungkinan. Salah satunya memang nuklir. Keampuhan nuklir ini sudah terbukti ketika sekutu menyelesaikan perang dunia ke-2 dengan melumat Nagasaki dan Hiroshima tahun 1945 lalu. Jepang kontan menyerah tanpa syarat dan duduk bertekuk lutut kepada lawannya. Ketangguhan pesawat Zero yang berani melakukan terbang bunuh diri menjadi tidak ada artinya lagi, ketika di langit kedua kota itu muncul kepundan raksasa hasil pemecahan inti atom. Dengan daya ledak dahsyat dalam waktu singkat perang bisa segera selesai.

Tapi apakah kita perlu memiliki bom nuklir? Jawabnya tentu saja perlu. Sebab hanya dengan memiliki nuklir itu saja musuh bisa dibuat takut. Hanya saja, masalah yang timbul adalah bahwa paramusuh siap langsung melumat negeri-negeri muslim, kita terdengar isu akan membuatnya. Seolah yang berhak untuk membuat nuklir itu hanya musuh Islam saja. Bahkan meski tenaga muklir itu digunakan untuk kepentingan damai umat manusia, musuh Islam belum apa-apa sudah kebakaran jenggot.

Seperti yang sekarang sedang dialami oleh Iran dengan sangat mengenaskan. Juga sebelumnya yang dialami oleh tetangganya, Irak, juga dengan teramat mengenaskan. Disangka mengembangkan senjata biologis, lalu negeri itu sekarang menjadi jajahan lawan. Presidennya ditawan, rakyatnya tetap sengsara, tiap hari nyawa manusia lepas begitu saja. Sekarang Iraq bagai neraka di muka bumi.

Jadi membuat nuklir untuk sekarang ini buat negeri muslim memang wajib hukumnya, namun harus dipikirkan agar dari segi mashlahatnya juga. Intinya, bagaimana agar umat Islam punya senjata yang paling tidak bisa mengimbangi senjata milik lawannya. Agar lawan tidak memandang enteng umat Islam. Lepas dari masalah dampak negatif yang ditimbulkan dari senjata pemusnah massal.

Adakah Senjata Alternatif Lain

Di luar senjata nuklir dan senjatakimia, mungkinkah ada senjata lain? Yang juga bersifat mematikan lawan dengan telak dan dalam waktu singkat akan menyerah bertekuk lulut?

Mungkin ada, asal mau digarap serius. Misalnya kekuatan dalam rangka menyerang jaringan komputer vital negeri lawan. Sebagaimana kita tahu, umumnya negeri yang memusuhi umat Islam adalah negeri dengan teknologi maju. Salah satunya bahwa hidup mereka nyaris tergantung dari komputer jaringan. Semua urusan telah diserahkan kepada komputer. Baik perbankan, keuangan, lalu lintas, media telekomuniksi, media informasi bahkan hingga hal-hal yang kecil.

Kemajuan teknologi buat mereka telah membuat mereka menggantungkan hidup dari komputer. Tanpa komputer, boleh dibilang hidup mereka segera berakhir.

Jadi tinggal bagaimana kita menyiapkan pasukan yang mampu mengobrak-abrik jaringan komputer negeri lawan, paling tidak biar semua macet, mogok atau ngaco. Serangan satu batalion hacker ‘gila’ mungkin bisa melenyapkan sebuah negeri adi daya dalam hitungan menit saja dari peta dunia.

Betapa tidak, kalau rudal nuklir yang mereka bikin capek-capek tiba-tiba meledak sendiri di negeri mereka sendiri. Kalau seluruh jaringan sub-way tiba-tiba saling bertabrakan. Kalau tiba-tiba semua jalur penerbangan saling menabrakkan pesawatnya, kalau jadwal kereta rancu dan saling bertabrakan tiba-tiba. Kalau tiba-tiba seluruh jaringan komputer bank di negeri itu mereka mengatakan bahwa uang sudah tidak ada lagi dan pindah ke bank-bank milik umat Islam. Kalau tiba-tiba semua data base militer lawan yang top secret itu bisa dijebol dengan mudah. Kalau tiba-tiba ratusan satelit yang mengorbit itu tiba-tiba tak mau patuh pengendali dan hilang begitu saja di angkasa….

Bayangkan bahwa semua bisa terjadi tiba-tiba dan begitu saja, hanya dikendalikan dari jarak jauh dari sebuah ruangan sempit disuatu tempat yang tidak terdeteksi dan dilakukan oleh beberapa maniak hacker. Bukankah semua ini sangat mungkin dibuat?

Dalam hal ini, kekuatan lawan adalah kelemahan lawan, bukan?

Satu lagi yang juga bisa dipikirkan. Yaitu senjata minyak bumi. Ketahuilah bahwa semua kemajuan peradaban lawan itu akan sia-sia dan tidak ada artinya, bila tidak ada listrik. Dan listrik tidak bisa diproduksi dengan murah kecuali dari minyak bumi. Seandainya seluruh negeri muslim kompak tidak memberikan minyak bumi kepada lawannya, dalam hitungan hari, lawan akan segera memasuki jaman purba. Semua kecanggihan teknologi yang mereka punya, tidak berarti lagi tanpa minyak bumi.

Dahulu almarhum Raja Faishal dari Saudi Arabia pernah mencoba melakukannya dan lumayan berhasil. Negeri lawan nyaris menjadi bodoh tiba-tiba tanpa pasokan minyak bumi dan listrik. Sayangnya, beliau ‘disingkirkan’ dan digantikan oleh generasi yang lebih lemah. Padahal bila tiap negeri muslim dipimpin oleh penguasa yang bermental seperti Raja Faishal, insya Allah umat Islam langsung saja menjadi penguasa dunia.

Wallahu ‘alam bish-shawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.