Semangat

Ass.

Bagaimana cranya spya sya slalu smangat dlm mnjlni hdup ini?

karena saya merasa saya ini mudah ptus asa jika mendapat olokan atau jika orang lain meremehkan usaha saya.

Saya menjadi drop. bgmna cra mengatasinya…?

Wa’alaikum salam wr. wb.

Saudara Deanty yang dirahmati Allah SWT, cara untuk selalu semangat dalam hidup dan tidak mudah putus asa karena olok-olokan orang lain sebenarnya banyak. Beberapa cara yang dapat saya sampaikan disini adalah :

1. Jangan pernah memasukkan kata-kata negatif dari orang lain ke dalam hati Anda. Yang membuat kita sakit hati atau tidak sebenarnya diri kita sendiri. Jika kita menganggap perkataan yang menyakitkan dari orang lain sebagai perbedaan persepsi saja dalam melihat sesuatu tentu kita tidak akan mudah sakit hati. Hibur saja diri sendiri bahwa orang tersebut belum mengenal diri Anda secara utuh. Yakini bahwa Anda lebih tahu tentang diri Anda daripada orang lain.

2. Yakini bahwa Allah SWT ingin agar kita berprestasi dahsyat dalam hidup ini. Allah tidak ingin hamba-Nya tampil “biasa-biasa saja” dalam hidup ini. Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At Tin : 4). Manusia adalah makhluk yang spesial dan sudah dianugerahi Allah potensi dahsyat dalam dirinya. Manusia yang mengeborasi potensinya menjadi prestasi dahsyat adalah manusia yang bersyukur. Sebaliknya, manusia yang ‘mendiamkan’ potensi dahsayatnya adalah manusia yang ingkar (kufur) terhadap nikmat Allah. Maukah Anda disebut sebagai manusia yang kufur (nikmat)? Tentu tidak mau khan? Karena itu mau tidak mau Anda harus melejitkan potensi Anda sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT.

3. Yakini bahwa hidup adalah ujian untuk berprestasi. Allah SWT berfirman, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk : 2). Yang dimaksud ‘yang lebih baik amalnya’ adalah yang paling berprestasi. Oleh karena itu, orang yang tidak berprestasi berarti ia gagal menjalani ujian di dunia ini. Ia gagal menjadi ciptaan Allah yang baik. Ibarat produk pabrik, ia gagal menjadi produk yang baik, sehingga menjadi barang rusak yang tidak layak dijual di pasaran. Begitulah manusia yang puas dan merasa nyaman dengan kondisi dirinya apa adanya. Allah mengecam orang semacam itu dengan kecaman yang keras. “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. Al Araf : 179). Jadi saudaraku, hidup hanya sekali dan dia adalah ujian penentuan untuk hidup selama-lamanya di akhirat. Apakah kita mau menyia-nyiakan hidup ini dengan tidak mau berjuang agar lulus ujian Allah SWT? Sebab bagi mereka yang tidak lulus ujian Allah, maka ia akan merugi selama-lamanya karena menjadi penghuni neraka jahannam. Jadi semestinya kita memahami ayat-ayat tentang amal bukan hanya dalam pengertian menjauhi dosa (maksiat) saja, tapi juga keinginan Allah SWT agar kita berprstasi dahsyat di dunia ini. Inilah yang dipahami oleh para sahabat ra dan para ulama kita terdahulu (salaf), sehingga mereka berprestasi dahsyat di dunia ini.

4. Yakini bahwa Anda sudah terlambat.
Yakini bahwa Anda sudah terlambat. Kalau perlu dramatisir bahwa Anda bukan hanya terlambat dibandingkan dengan teman-teman seangkatan Anda, tapi sudah terlambat dibandingkan dengan orang-orang seangkatan Anda di seluruh kota, bahkan di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Meyakini bahwa kita sudah terlambat mengambil analogi dari sirkut balap mobil. Seorang pembalap yang tertinggal akan lebih sungguh-sungguh dan bersemangat untuk mengejar ketertinggalannya. Begitu pun Anda, jika yakin sudah terlamabta dibandingkan dengan orang lain, pasti kita tidak punya waktu untuk bermalas-malasan dan menunda-nunda rencana kita.

5. Dramatisir dampak buruk yang akan terjadi.
Cara lain untuk membangkitkan semangat bertindak adalah mendramatisir dampak buruk yang akan terjadi. Misalnya, jika Anda tergoda untuk bermain internet dan menelantarkan tugas-tugas kuliah, bayangkan dampak buruknya berupa tertinggal, bahkan DO (drop out) dari kuliah. Jika DO maka sulit cari kerja. Jika sulit cari kerja maka sulit mempunyai uang, sedangkan bapak/ibu Anda mungkin pada saat itu sudah meninggal. Akhirnya, hidup kita terlunta-lunta bahkan jadi pengemis. Bayangkan dampak negatifnya secara kausalitas (hukum sebab dan akibat). Hukum kausalitas adalah hukum alam/Allah yang pasti dan rasional dan mungkin saja terjadi pada diri kita jika kita mengabaikan kesungguhan-sungguhan dalam bekerja.

Demikian saran saya agar Anda kembali bersemangat dalam hidup ini !

Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)