Menghitung Amal Sebelum Ramadhan

ramadhanOleh: Syaripudin Zuhri

Bulan Ramadhan semakin dekat, namun yang terbaca dalam berita: tiket kereta api saat mudik lembaran sudah habis, stok beras aman menjelang puasa, harga-harga barang mulai merambat naik dan lain sebagainya. Terbaca rada aneh, menjelang ramadhan yang diberitakan kereta, harga barang, mudik dan lain sebagainya, bukan bagaimana mengisi bulan ramadhan dengan cara-cara yang disyariatkanNya melalui sunnah rosulNya.

Dan manusia seringkali lupa, bahwa apapun yang ada padanya sebenarnya bukan miliknya, tapi titipan Allah, dan saat menjelang ramadhan ini mestinya sudah mulai menghitung diri, apa yang sudah dilakukan selama setahun ke belakang, dari ramadhan tahun lalu dan menjelang ramadhan tahun ini, sudah berapa banyak amal ibadah yang dilakukan, sudahkah ada peningkatan ibadah dari ramadhan tahun lalu dan menjelang ramadhan tahun ini? Jika belum, sudah saatnya untuk berbenah diri, dan bagi wanita, jangan sampai lupa “ hutang bulanannya”, jangan-jangan menjelang bulan ramadhan, masih belum lunas!

Manusia seringkali menghitung harta bendanya, dan lupa menghitung amalnya, jangan-jangan juga lupa menghitung umurnya yang semakin lanjut dan menjelang “finish”. Harta benda boleh saja merasa memiliki dan terus dicari untuk semakin banyak dan dipergunakan di jalan Allah. Karena harta yang terbaik adalah harta yang berada di tangan orang yang beriman, karena dengan harta tersebut dia semakin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Sedangkan harta yang buruk,  biasanya harta yang ada pada orang yang tak beriman, karena dengan harta yang dimilikinya bukan semakin mendekatkan dirinya kepada Tuhannya, bahkan semakin menjauhi Tuhan, karena hartanya digunakan untuk berfoya-foya, berjudi, mabuk-mabukan dan lain sebagainya, lupa bahwa harta itu adalah ujian dariNya, titipanNya yang nantinya dimintai pertanggungjawaban di akherat.

Dan jangan lupa juga, apa yang kau miliki, tak ada, semuanya adalah titipan dan amanahNya, apa yang ada padamu  bukan milikmu, Kau hanya mengelola apa yang sudah diberikanNya. Apa yang ada padamu bukan milikmu. Semua itu memang bersamamu, tapi bukan milikmu, dan kau tak dapat mencegah sedikitpun, bila suatu saat semua diambil kembali olehNya. Karena memang Dia pemilik yang sesungguhnya, dari semua yang ada padamu, betapapun kau pertahankan, suatu saat semua itu kau akan tinggalkan, atau kau ditinggalkannya.

Kau hanya punya hak pakai, bukan hak milik. Hak milik tetap ada padaNya Yang Maha Memiliki, karena memang semua adalah milikNya. Dialah yang menciptakan semua yang ada padamu. Bila suatu saat Dia mengambil semua yang ada padamu, tak ada kemampuan sedikitpun untuk mencegahnya, sampai air matamu kering pun, tak dapat kembali lagi, Qanaah dan sabar obatnya. Menerima apa yang ada, bersyukur atas atas titipanNya. Kau hanya dapat menerima pemberian dan titipanNya. tidak berlaku sebaliknya, karena Dia tak butuh pemberianmu.

Dia memberi karena cintaNya
Dia tak mengharap balasan apapun darimu
Dia memberi karena kasih sayangNya
Dia tak perlu balasan apapun darimu.

Jika kau menyembah padaNya, itu juga bukan untukNya, tapi dikembalikan pahalanya untukmu, Dia tak perlu pahala sedikitpun darimu, Dialah yang memberi pahala untukmu, bila ibadahmu ikhlas hanya karenaNya. Untukmu jua buah hasil pohon keimananmu, untukmu jua hasil amal ibadahmu. Semua amal baikmu dikembalikanNya padamu, Dia tak perlu apa-apa darimu.

Dialah tempat hidupmu bergantung, bukan pada apa dan siapapun, yang dapat mengubah hidupmu adalah dirimu sendiri. Yakinlah bahwa Dia akan merubah hidupmu jika kamu sendiri mau merubahnya. Dia akan menolongmu dengan caraNya sendiri, karena apapun yang ada padamu adalah milikNya, Dia lebih mengetahui apa yang kamu butuhkan.

Dialah pemilik semua yang ada padamu, Dia memberi dan menarik menurut kehendakNya sendiri, bukan apa maumu dan bukan atas kehendakmu, dan bila ada sesuatu  yang diberikan kepadamu, pada saat yang sama ada yang ditarik padamu tanpa kamu sadari, itulah yang disebut pengorbanan, usaha atau ikhtiar.

PemberianNya tak datang tanpa usaha, Dia memberi bukan karenamu, tapi karena kehendakNya sendiri, Ddengan tata caraNya sendiri, yang terkadang terlepas dari logikamu sendiri. Uniknya pemberianNya terkadang datang tanpa di duga, dan besarnya terkadang tak terkira. Namun sebaliknya, saat Dia mengambil yang ada pada manusia, besarnyapun  terkadang tak terkira.

Dalam pemberianNya terkandung titipan dan amanahNya, bila kamu tak mampu menjaganya, maka titipan dan amanahNya itu ditarikNya kembali, tanpa tanda-tanda dariNya, mendadak, tiba-tiba lenyap begitu saja, karena memang semua yang ada padamu adalah milikNya.

Dia bebas memberi sekehandakNya
Kapanpun Dia mau
Itu hakNya
Itu wewenangNya
Itu iradahNya
Itu kehendakNya

Bila Dia memberi padamu
Siapapun tak dapat mencegahnya
Bila Dia mengambil apapun darimu
Siapapun tak dapat menolaknya

Bila manusia  melawan kehendakNya
Bagai mengoreng salju
Bagai menegakkan benang basah

Apapun yang ada padamu milikNya
Dia telah memberikanya padamu
Dia telah menitipkan padamu
Dia telah mengamanahkan padamu
Alhamdulillah.

Kita kembali ke ramadhan yang tinggal menghitung hari lagi, bulan suci itu akan datang tak lama lagi, bulan yang selalu dinantikan oleh orang-orang beriman, karena di dalamnya ada malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari 1000 bulan! Walau kalau di Rusia bulan ramadhan ini masih jatuh di musim panas, tapi Alhamdulillah puncak musim panasnya sudah lewat beberapa hari yang lalu.

Namun walau nanti puasa di bulan Juli, hitungannya masih musim panas, jadi puasa bagi orang yang mengenal empat musim masih cukup panjang puasanya,  bekisar antara 18-19 jam setiap harinya, karena rata-rata sahur sekitar jam 3-4 pagi dan buka puasanya sekitar jam 9-10 malam atau pukul 21-22 waktu setempat! Dan terawihnya sekitar jam 23-24 tengah malam! Itu menariknya puasa di musim panas bagi orang-orang Islam yang tinggal di  negara-negara yang mengenal empat musim.

Selamat datang bulan ramadhan, marhaban ya ramadhan, bulan yang selalu dinanti-nantikan, bulan suci, bulan tempat mengitung diri pada amal yang sudah dilakukan sepanjang tahun sebelumnya. Bulan tempat instropeksi diri, untuk menghitung amal yang sudah dilakukan, sebelum dihitung Malaikat, mari hitung amal masing-masing, jangan-jangan menyangka sudah banyak amal,  ternyata isinya nihil, karena penuh dengan ria, beramalnya bukan ikhlas karena Allah SWT, tapi mengharapkan pujian dari manusia!

 

Moskow, 19 Sya’ban 1434 H / 28 Juni 2013.