Periode Kehidupan Kedua

I. PERIODE KEHIDUPAN KEDUA

۞ كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28) (سورة البقرة )

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu sebelumnya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.
(Q.S. Al-Baqarah (2) : 28 )

Pendahuluan

Pembaca yang mulia! Sebelum kita memasuki Periode Kehidupan Kedua, yakni periode di mana semua manusia dibangkitkan dan dihidupkan kembali persis seperti ketika mereka hidup di alam dunia dahulu, alangkah baiknya kita mereview perjalanan kita sebelumnya, khususnya sejak kita dalam perut ibu sampai ke Alam Barzakh.

Menarik untuk dicatat bahwa masing-masing tempat tinggal sementara yang ditempati manusia memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari sisi luas maupun situasi dan kondisinya. Ketika kita berada dalam perut ibu, atau rahim, dunia kita terasa sangat sempit, hanya sebesar perut ibu kita, tidak lebih dari itu. Kondisi kehidupan kita tergantung 100 % pada rahmat dan kasih sayang Tuhan Pencipta. Kita di sana sangat dimanja dan disayang sehingga tidak perlu bekerja mencari kebutuhan hidup. Semuanya disediakan Tuahan Pencipta secara gratis, sejak dari oksigen, gizi, protein, udara dan seterusnya. Pokoknya 100 % gratis tanpa dicari, tanpa diminta dan berdoapun tidak diperlukan. Semua serba oke, serba sempurna dan serba kelas satu. Sumber rezeki kita hanya lewat satu saluran berupa alat super canggih bernama plasenta. Dari situlah semua nikmat itu mengucur ke dalam tubuh kita. Sebab itu, dunia yang sempit itu terasa sangat lapang bgi kehidupan kita waktu itu.

Setelah sekitar sembilan bulan kita berada dalam dunia rahim itu, kitapun diluncurkan Tuhan Pencipta untuk keluar dari dunia yang sempit itu dan masuk ke dunia yang bermilyar-milyar kali lebih luas, lebih lapang dan lebih komplit dan kompleks. Namun juga lebih menantang, karena peluang untuk sukses hanya dibuka pada peridode di duni ini. Kitapun kaget karena tidak menduga dan tidak tahu sama sekali bahwa perbedaan antara keduanya (dunia rahim dan dunia bumi) sangatlah jauh. Lalu kita berteriak ketika dilahirkan. Namun, Tuhan Pencipta tidak henti-hentinya melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sambil mengatur proses tahapan diri dan kehidupan kita sehingga kita siap menghadapi dan menjalankan kehidupan sementara di atas bumi ini.

Dari bayi kita beranjak menjadi balita, kemudian anak-anak, remaja dan dewasa. Selama kita melewati fase bayi sampai remaja dan dewasa, Tuhan Pencipta sama sekali tidak memberikan pada kita kewajiban dan tanggung jawab memilih jalan hidup di dunia, karena masih dalam batas toleransi sampai kita bertul-betul memiliki kecakapan untuk itu. Namun setelah kita dewasa, pada umumnya kitapun terbagi dua. Ada yang beriman, taat, berharap, takut dan cinta kepada Tuhan Pencipta dengan bersungguh-sungguh menjalankan misi dan visi hidup di dunia yang telah ditetapkan-Nya. Tapi ada pula di antara kita yang tidak mau beriman (kafir), membangkang, durhaka, merasa tidak butuh dan tidak takut kepada Tuhan Pencipta dengan cara mengabaikan atau melecehkan misi dan visi yang telah ditetapkan-Nya pada manusia.

Sebagai akibat dari dua pilihan tersebut, masing-masing dari kita sudah merasakannya ketika memperoleh voucher Sakratulmaut dan pada saat melewati pintu Alam Barzakh bernama Kematian. Di Alam Barzakh yang menjadi tempat tinggal semetara yang ketigapun kita sudah sama-sama merasakan hasil dari apa yang kita tanam semasa kita berada di dunia. Ada yang dibukakan dan diperlihatkan padanya Syurga sambil dikatakan padanya : “Ini adalah tempatmu dan apa yang pernah dijanjikan Allah padamu.” Ia sangat gembira, .kemudian dilapangkan kuburnya (tempat tinggalnya di Barzakh) sebanyak 70 hasta, diberi cahaya, dikembalikan jasadnya seperti awal penciptaannya, ditempatkan nyawanya dalam seekor burung yang bergelantungan di atas pohon Syurga. Namun, adapula yang kondisinya sangat berbeda di mana kuburnya disempitkan sehingga tulang rusuknya saling bertaut. Itulah kehidupan yang amat sulit, yang dirasakan terus menerus sampai hari kebangkitan.

Ketika tinggal di dunia, kita bebas memilih jalan hidup yang kita inginkan. Bebas berkata, bebas berbuat, bebas berjalan, bebas berprilaku dan bahkan bebas berbuat apa saja yang kita inginkan. Jika kita tidak mampu melakukan sutau keingingan dengan sendiri, kita bisa minta bantuan saudara, orang tua, teman, geng, korp, anggota dan bahkan bebas membayar kelompok mafia sekalipun. Hukum dunia yang mengatur kita, bisa dibeli dan dibelokkan sesuai kehendak dan kemauan kita selama kita kuat, punya uang banyak dan kedudukan yang kuat. Lain halnya saat menerima voucher Sakratulmaut, ketika melewati Kematian dan saat kita tinggal di Alam Barzakh, semua itu sudah tidak berguna lagi. Setiap kita hanya mengandalkan kemampuan diri sediri berdasarkan bekal dan persiapan yang kita siapkan ketika melewati tempat tinggal sementara dalam kehidupan dunia.

Harta, jabatan, kedudukan, wibawa, status sosial, body guard, backing, mafia, anak, istri, saudara dan seterusnya sudah tidak bisa diharapkan. Tinggallah kita berjuang sendirian atau single fighter. Yang bisa menjadi teman dan yang dapat membantu kita adalah Iman kita pada Tuhan Pencipta dan amal shaleh yang pernah kita lakukan, anak-anak shaleh yang kita tinggalkan dan ilmu yang pernah kita ajarkan semasa kita berada dalam fase kehidupan dunia. Demikian pula halnya ketika kita melewati Peridode Kehidupan Kedua ini, kita juga tidak bisa mengandalkan siapapun dan apapun kecuali apa yang kita yakini, apa yang kita ketahui dan kita lakukan semasa hidup di dunia. Allah menjelaskannya dalam suart Ar-Rum sebagaimana firman-Nya :

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (56) فَيَوْمَئِذٍ لا يَنْفَعُ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَعْذِرَتُهُمْ وَلاهُمْ يُسْتَعْتَبُونَ (57)

Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya).(56) Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang lalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertobat lagi. (Q.S.Ar-Rum / 30 : 56 – 57)

Proses-demi proses, periode demi periode dan fase demi fase kehidupan telah kita lalui tanpa ada sedikitpun kemampuan kita menghentikannya, apalagi merubah arahnya atau membatalkannya. Sebab itu, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak meyakini Periode Kehidupan Kedua yang disebut juga dengan hari kebangkitan dan hari Kiamat. Keyakinan itu harus kita bangun dari sekarang dan saat ini juga. Jangan sampai menunggu voucher Sakratulmaut baru kita sadar. Sudah tidak berguna, sudah terlambat dan kita mustahil mampu membalikkan jarum jam. Mari kita renungkan firman Tuhan Pencipta kita berikut ini :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (5) ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَى وَأَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (6) وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ (7) وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلا هُدًى وَلا كِتَابٍ مُنِيرٍ (8) ثَانِيَ عِطْفِهِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَنُذِيقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَذَابَ الْحَرِيقِ (9) ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (10)

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, sesuai yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.(5) Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang Hak dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu. (6) Dan sesungguhnya hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.(7) Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya.(8) dengan memalingkan lambungnya (menyombongkan diri) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat kehinaan di dunia dan di hari Kiamat Kami merasakan kepadanya azab Neraka yang membakar.(9) Akan dikatakan kepadanya): "Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya". (Q.S. Al-Ahajj /22 : 5 – 10)

Adapun Periode Kehidupan Kedua terdiri dari enam (6) Fase :

1. FASE KEMATIAN SELURUH MAKHLUK
2. FASE BA’TS (SEMUA MANUSIA DIBANGKUTKAN DAN DIHIDUPKAN KEMBALI)
3. FASE KIAMAT (KEANCURAN ALAM SEMESTA)
4. FASE MAHSYAR (TEMPAT BERHIMPUN SEMUA MANUSIA)
5. MIZAN / HISAB (TIMBANGAN / PERHITUNGAN YANG MAHA ADIL)
6. JAZA’ (KEPUTUSAN BALASAN YANG MAHA ADIL)

Untuk lebih jelas keenam fase tersebut, dapat dilihat sebagaimana dalam Tabel A berikut ini :
Tabel A. Periode Kehidupan Kedua

Seperti yang dijelaskan dalam Tabel A. di atas, bahwa dalam Periode Kehidupan Kedua ini kita akan melewati enam fase dan akan mengalami banyak peristiwa seperti kematian seluruh Makhluk di bumi dan di langit, hidup kembali, kehancuran alam semesta (Kiamat), berhimpun di suatu tempat raksasa yang mampu menampung seluruh manusia sejak Adam sampai manusia terakhir hidup di akhir zaman, perhitungan dan timbangan amal perbuatan manusia ketika mereka hidup di dunia dan keputusan pembalasan terhadap keyakinan dan amal perbuatan mereka.

Sekali lagi, dalam fase-fase ini kita sudah tidak berdaya seperi ketika hidup di dunia. Yang akan bisa menyelamatkan kita adalah iman kita pada Allah, pada malaikat-Nya, pada kitab-kitab-Nya, pada rasul-rasul-Nya, pada hari Akhirat dan pada Taqdir baik dan buruk. Yang akan bisa membantu kita adalah amal shaleh kita, baik yang terkait dengan kewajiban indiviu (fardhu ‘ain) ataupun yang terkait dengan kewajiban sosial (fardhu kifayah). Dengan kata lain, hanya yang menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khilafah semasa hidup di dunia yang akan selamat. Selain itu, akan mengalami kesulitan, siksaan, azab dan berbagai kesulitan seperti yang sudah dialaminya ketika menghadapai Sakratulmaut, Kematian dan ketika tinggal di Alam Barzakh.

Sebelum kita membahas enam fase tersebut, ada dua catatan penting yang perlu dijelaskan di sini :

1. Fase Dihidupkannya Kembali Semua Manusia dan Fase Kiamat terjadi di akhir umur alam semesta, atau disebut juga dengan akhir zaman, dan di awal alam baru yang bernama Alam Akhirat. Persis seperti kondisi manusia mengalami sekarat di mana ketika itu ia sedang berada pada akhir kehidupan dunia dan awal kehidupan Barzakh.

2. Akhir zaman atau akhir keberadaan alam semesta yang didahului kematian semua makhluk di bumi dan langit serta peristiwa Kiamat (kehancuran) bumi dan langit beserta segala isi keduanya tidak terjadi begitu saja. Namun melalui proses waktu yang didahului dengan berbagai tanda dan isyarat. Tanda-tanda tersebut ada yang disebut dengan Kiamat Shughra (Kecil), dan setelah itu baru terjadi Kiamat Kubra (Besar).

Tanda-Tanda Kiamat

Adapun tanda Kiamat Kecil terdapat sekitar 67 tanda. Ada yang sudah muncul dan ada yang belum muncul. Di antara tanda-tanda tersebut ialah : diutusnya Nabi Muhammad Saw menjadi Rasul, kematian Nabi Saw, dikuasainya Baitul Maqdis (Palestina) oleh umat Islam, muncul berbagai cobaan, harta yang melimpah yang membuat jurang pemisah kekayaan dan kemiskinan semakin lebar, lahirnya para pendusta dan mengklaim diri menjadi Nabi, mengikuti gaya hidup umat terdahulu, lahirnya pengawal-pengawal penguasa yang dengan mudahnya menyiksa manusia, hilangnya sifat amanah dari dalam hati, tersebarnya perbuatan amoral, putusnya hubungan tali persaudaraan (sekandung), buruknya pergaulan antar tetangga, tersebarnya kebodohan, diangkatnya ilmu, tersebarnya perbuatan zina dan minum khamar, tersebarnya riba (tambahan yang dikenakan karena pinjaman uang) dan tidak memperdulikan (menghindarkan) makanan yang haram.

Tanda-tanda lain ialah berbangga-bangga membangun masjid, berlomba-lomba membangun bangunan yang paling tinggi, banyaknya kasus pembunuhan, banyaknya kebohongan (tanpa dikonfirmasi), berdampingannya pasar dan tersebarnya perdagangan, terasa cepatnya perjalanan waktu, para manula berlagak muda, kekikiran yang meluas, kehilangan orang-orang shaleh, banyaknya orang-orang bodoh yang dipercaya (tukang ramal, konsultan, penasehat dan jubir penguasa dll), gempa bumi yang sering terjadi, belajar ilmu dari anak-anak, tidak mau mengucapkan salam kecuali pada yang dikenal, munculnya wanita-wanita yang berpakaian, tetapi bertelanjang (karena pakaian yang dipakai bahanya transparan atau model yang ketat), benarnya mimpi-mimpi orang-orang Mu’min, tersebarnya kebohongan dan kesaksian palsu, bulan terbelah dua, bulan terbit lebih besar dari biasa, wanita lebih banyak dari pria, banyaknya kasus kematian mendadak, berhimpunnya orang-orang baik di negri Syam (Susriah, Palestina dan Jordania).

Selain yang disebutkan di atas, ada lagi tanda-tanda lain, seperti mengharapkan upah / bayaran dari mengajarkan Al-Qur’an, diduduki dan dihancurkannya Ka’bah, melampau batas dalam berdoa dan bersuci (berwudhu dan mandi hadats besar), sedikitnya hujan turun dan bumi menjadi tandus, hujan lebat yang menenggelamkan rumah orang-orang miskin dan orang-orang kaya, dominasi orang jahat, berebutnya bangsa-bangsa lain terhadap umat Islam (mungkin saja seperti yang dikomandani Amerika atau PBB hari ini, Allahu a’lam), meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, hewan dan benda-benda padat berbicara, mendambakan kematian sebelum Kiamat, berkurangnya air sungai Eufrat (di Turki dan Irak) sehingga muncul gunung emas, lalu manusia berperang untuk meperebutkannya mati-matian, keluarnya seoran laki-laki dari suku Qahthan yang menggiring manusia dengan tongkatnya, pasukan yang hendak menyerang Baitul Haram (Masjidil Haram) ditelan bumi, masuknya kata ISLAM dalam semua rumah, munculnya umat Islam juga menunjukkan dekatnya Kiamat, kembalinya bumi negeri-negeri Arab menjadi subur dan dialiri sungai-sungai, asingnya orang-orang beriman, ditaklukkannya Konstantinopel (Istambul), punahnya suku Quraisy, dimatikannya semua orang-orang Mu’min ketika Ya’juj dan Ma’juj turun, banyaknya hujan tapi tumbuh-tunbuhan sedikit, banyaknya jumlah bangsa Romawi, dibatalkannya (ditinggalkannya) simbol-simbol Islam, — yang pertama adalah hukum dan yang terakhir adalh shalat, — penduduk kota Madinah meninggalkannya dan munculnya Imam Mahdi. .

Adapun Kiamat Besar didahului dengan sepuluh tanda, yaitu, munculnya Dajjal yang banyak berbohong, mencampuradukkan hak dengan bathil, menutupi kebathilan dengan hak dan menutupi kekufurannya dengan tipu muslihatnya pada manusia, serta menyesatkan manusia dari jalan Allah. Turunya Isa Ibnu Maryam ‘alaihissalam, munculnya Yakjuj dan Makjuj (dua suku/umat keturunan Yafits bin Nuh), lemahnya Islam (termasuk diangkatnya Al-Qur’an, hilangnya orang-orang shaleh, dihancurkannya Ka’bah dan manusia kembali ke masa Jahiliyah), manusia banyak yang ditelan bumi (termasuk berubahnya wajah manusia menjadi buruk seperti hewan), hujan batu dan tenggelamnya tiga pasukan di sebelah timur, Barat dan Jazirah Arabia, munculnya asap yang menutupi antara bumi dan langit, keluarnya dari dalam bumi sejenis binatang melata, terbitnya matahari dari Barat, bertiupnya angin segar yang menjadi sebab kematian orang-orang Mu’min dan keluarnya api yang menggiring manusia ke arah Mahsyar, yakni negeri Syam.