Belajar Dari CIA

Melalui jaringan tersusun tersebut, Donovan barulah kemudian membentuk organ yang kelak merupakan cikal bakal dari terbentuknya CIA. Organ tersebut pada waktu itu bernama Office of Strategic Serice. Organ ini hanya sekadar badan koordinasi yang bersifat teknis dan taktis. Adapun untuk pengaturan dan pengorganisasian yang lebih strategis dikoordinasikan dari tempat-tempat yang tak terduga seperti di hotel  bintang lima, sebuah resto kalangan berduit, atau bahkan dalam pesawat ketika sedang menempuh perjalanan menuju suatu tempat.

Melalui perangkat berupa jaringan tersusun yang kemudian menjadi komunitas intelijen lintas negara, Donocan dan Dulles berhasil membangtun sebuah formasi kekuatan politik di dalam internal dua negara musuh utama AS dan Inggris dalam perang dunia II, yaitu Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler dan Italia di bawah Benito Musolini.

Tanpa sepengetahuan dari banyak orang maupun media massa, para pemain kunci di pemerintahan Jerman seperti Kepala Intelijen Himler maupun para pemain kunci di kemiliteran Italia, sudah bertekuk lutut dan lumpuh, sebelum serangan akhir dari pasukan sekutu ke Normandia pada 1944.

Kelak Allen Dulles dalam memoarnya menamakan operasi intelijen melumpuhkan Jerman dan Italia dari dalam dengan nama OPERATION SUNRISE. OPERASI FAJAR MENYINGSING.

Inilah sebuah kisah sukses operasi intelijen yang bertumpu pada jaringan tersusun yang berhasil dirajut secara rahasia, sehinga terbentuk sebuah komunitas intelijen.

Sebuah komunitas intelijen, hakekatnya meupakan sebuah persenyawaan aneka bakat dan keahlian, yang dibangun atas dasar visi misi, strategi dan taktis operasional yang sama dan bersenyawa satu sama lain. Terbentuknya organ berupa badan intelijen, sejatinya didasarkan ruh dan jiwa dari jaringan tersusun dan komunitas tersebut.

Adalah komunitas intelijen yang kemudian jadi sumber inspirasi pergerakan sebuah operasi intelijen. Pada 1914-1918 di tengah btrkecamuknya Perang Dunia I, seorang ilmuwan Arkeologi Inggris bernama Dr Hagard yang bertugas di Mesir, merekomendasikan badan intelijen Inggris yang ada di Mesir, untuk merekut seorang doktor arkeologi dalam bidang kepurbakalaan Arab, Thomas Edward Lawrence, direkrut bergabung dalam komunitas intelijen Inggris.