Edward Snowden dan Seymour Hersh: “Usamah Bin Laden Masih Hidup!” (Bag.2/Tamat)

Dalam waktu singkat rekan-rekan Hersh sesama jurnalis juga mulai mempertanyakan keaslian cerita tersebut. Seperti yang biasa terjadi pada teori konspirasi, mungkin kritik terbesar untuk cerita Hersh adalah bahwa dia berasumsi banyaknya karakter-karakter yang terlibat dapat bekerja dengan efektif dan dapat menjaga rahasia.

Pada tiga tahun terakhir, misalnya, Hersh pernah menulis artikel menuduh pemerintahan George W Bush melatih militer Iran di Nevada, dan artikel lainnya mengenai andil Turki pada serangan senjata kimia di Suriah. Dalam sebuah wawancara televisi, Hersh mencoba membalikkan kritik yang diarahkan padanya. Dia mengatakan versi cerita pemerintah AS-lah yang sukar dipercaya.

“Sebanyak 24 atau 25 orang berada ditengah Pakistan, membunuh seorang Bin Laden tanpa pengamanan udara, perlindungan, pengamanan, dan tanpa masalah – apakah Anda serius? Saya minta maaf bila ini bertentangan dengan apa yang dipercaya publik. Saya telah melakukan ini seumur hidup, dan saya mengerti dampaknya,” jelas Hersh.

Tentara AS Pembunuh Osama, Kini Hidup Merana

Tentara AS pembunuh Osama bin Laden dianggap sebagai pahlawan yang berhasil mengubah jalan sejarah, itu menurut berita propaganda. Namun ternyata, jasa-jasanya kini tidak dianggap dan dilupakan.

Dia berhenti tanpa tunjangan dan pensiun dan dia hidup merana tanpa harta, dan istri yang meninggalkannya. Pria yang menolak disebutkan namanya ini mengaku bergabung di angkatan laut AS dan telah menjadi pasukan khusus SEAL selama 16 tahun.

Kisah pria yang hanya disebut “Si Penembak” ini tertuang dalam laporan khusus majalah Esquire pada Maret 2013 lalu. Dilansir Daily Mail, pada Senin 11 Februari 2013 silam, Si Penembak menyatakan mundur dari pasukan SEAL Team Six pada September tahun 2012 lalu. Menurut peraturan angkatan bersenjata AS, tentara yang masih baru akan menerima tunjangan pensiun jika telah bertugas selama 20 tahun.

Banyak peneliti meyakini bahwa Osama adalah seorang intelijen top di CIA yang bernama Tim Osman.

“Saya meninggalkan SEAL pada hari Jumat siang, tunjangan kesehatan saya dan keluarga saya diputus pada Jumat tengah malam. Mereka mengatakan ‘Kau telah keluar, tunjangannya berakhir. Terima kasih untuk pengabdian selama enam belas tahun’. Sialan!, ” kata dia kesal. Setelah operasi pembunuhan Osama bin Laden pada bulan Mei 2011 lalu, kehidupan pernikahannya terguncang.

Mereka bercerai namun masih hidup bersama untuk berhemat, karena belum mampu hidup sendiri-sendiri. Tidak ada lagi tunjangan pensiun, kesehatan, perlindungan bagi dirinya, anak-anak dan mantan istrinya, padahal sebagai pembunuh orang nomor satu di al-Qaeda, dia berpotensi menjadi target pembunuhan para militan.

Untuk itu, dia telah melatih anak-anak dan pasangannya untuk menghadapi serangan. Dia telah memerintahkan anak-anaknya bersembunyi di bathtub jika ada serangan. Bathtub untuk mandi berendam, adalah tempat teraman dan terkuat untuk menghindari peluru.

Selain itu, istrinya juga telah dilatih menggunakan senapan dengan pisau sebagai senjata cadangan di laci dapur.

Dia juga sudah mempersiapkan tas darurat yang berisi pakaian, makanan dan kebutuhan lainnya untuk bertahan hidup selama dua minggu di persembunyian.