Perjalanan Sayyid Quthb ke Amerika: Keprimitifan Bangsa Amerika Memandang Seks (3)

Salah satu yang dilahirkan Amerika terhadap masyarakatnya adalah apa yang disebut oleh Sayyid Quthb sebagai “Keprimitifan dalam memandang Seks”. Menurut Al Kholidi, Sayyid Quthb memaparkan berbagai bukti atas apa yang diucapkannya dan menjelaskan kenyataan Amerika yang menunjukkan keprimitifan seksual. Seperti penampilan seorang pemudi guna memikat pemuda.

Perjalanan Sayyid Quthb Ke Amerika: Wanita Nashrani Itu Menangis Mendengar Bacaan Qur'an (2)

Pada akhir tahun 1948, akhirnya Sayyid Quthb meninggalkan Iskandariah, Mesir, menuju Amerika melalui Kapal Api dengan melintasi laut tengah dan mengarungi samudera Atlantik. Diatas kapal api itulah banyak persitiwa yang terjadi dan membekas dalam hatinya. Bahkan kenangan dalam perjalanan menuju Amerika itu banyak dituangkan saat ia menulis Tafsir Fii Dzhilalil Qur’an. Salah satu kisahnya saat beliau melihat seorang misionaris Kristen berupaya mengkristenkan orang-orang Islam yang menumpang kapal tersebut. Kejadian itu berlangsung tepat ketika waktu bergulir menuju Shalat Jum’at.

Perjalanan Sayyid Quthb ke Amerika: “Dibuang Dari Mesir” (1)

“Walaupun demikian, di Mesir telah tersusun sebuah panitia yang terdiri daru guru-guru besar hukum Islam di Universitas, sebagian pemuka Al Azhar, beberapa orang Pasha, untuk mempelajari masalah solidaritas social dalam Islam, terutama masalah zakat. Bukan untuk mencari keridhaan Allah, bukan untuk kepentingan tanah air, tetapi cara mencari keridhaan orang-orang Amerika, dan untuk Pusat Studi Kemasyarakatan.”

Kelompok Teroris Zionis Sebelum Berdirinya Israel: Betar, Pemuda Zionis yang Anti Islam (5)

Organisasi Betar atau organisasi radikal pemuda Zionis merupakan salah satu bagian dari kelompok revisionis Zionis yang dipimpin Vladimir Jabotinsky. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1923 di Polandia dengan tujuan mempersiapkan para pemuda Yahudi Polandia untuk hidup di Palestina, mendapatkan pembelajaran di bidang pertanian dan militer, memperdalam bahasa Ibrani dan penyebaran ideologi fasis melalui slogan: Kita perang atau mati.