Nama “Badai Al-Aqsa” Sebuah Kebetulan atau Kejeniusan yang Menakjubkan?

Oleh : Ashraf Qahoush
Penterjemah : Ust. Fathuddin Ja’far

Saya sebelumnya telah menulis di awal perang bahwa Badai Al-Aqsa akan menjadi tonggak sejarah, tidak hanya bagi kawasan Arab, tetapi juga di tingkat global. Ini adalah versi miniatur digital dari Badai/Air Bah Nuh.

Badai Al-Aqsa tidak hanya akan menenggelamkan negara jajahan musuh, namun akan menyapu banyak negara dan menenggelamkan pemerintahan serta rencana mereka. Yang pertama adalah Amerika Serikat.

Rangkaian peristiwa yang diakibatkan dan menyusul Badai Al-Aqsa tentu akan membawa kita pada dunia yang berbeda dibandingkan sebelum tanggal 7 Oktober 2023.

Namun semua peristiwa yang terjadi pasca pecahnya Badai Al-Aqsa (baik di tingkat regional maupun internasional) tidak terjadi dari hasil perencanaan dan usaha manusia saja. Itu tidak mungkin/mustahil. Apa yang terjadi merupakan Taqdir Allah yang tidak dapat disangkal atau bahkan diabaikan serta tidak terkagum atas kecanggihan dan pemilihan waktunya.

Kini, setelah lebih dari 200 hari perang (Pertempuran Badai Al-Aqsa) terjadi di Gaza, jika kita melihat jalannya peristiwa, jumlah peristiwa yang terjadi selama periode terakhir, sejauh mana dampak globalnya, perubahan-perubahan, pemberontakan rakyat, dan segala peristiwa yang terjadi di tingkat lokal, regional.

Secara internasional, tidakkah Anda bertanya-tanya apakah nama ini (Badai Al-Aqsa) adalah asal-asalan (kebetulan) ataukah itu hasil pemikiran jenius seseorang yang membaca apa yang akan terjadi?

Jelas sekali bahwa hal pertama yang terlintas di benak Anda ketika mendengar nama “Badai Al-Aqsa” adalah “Banjir Nuh”. Penyebutan air bah selalu dikaitkan dengan Nabi Nuh, alaihissalam. Dalam konteks ini, Al-Aqsa (masalah Palestina) mewakili (Nuh, alaihissalam).

Apa yang dia lakukan dan akibat dari air bah Nuh adalah penduduk dunia terbagi antara orang-orang yang berdiri bersama haq/kebenaran dan orang-orang yang bersama kebatilan.

Orang-orang yang bersama haq menaiki perahu atau kapal bersama Nuh, dan dengan demikian lolos dari tenggelam. Sedangkan sisanya tenggelam di perairan banjir besar, meskipun berbagai upaya mereka untuk melarikan diri dan menghindarinya.

Seolah-olah juru bicara Badai Al-Aqsa mengatakan: Siapa pun yang berada di jalan yang benar dan mendukung Al-Aqsa dan perjuangan kemerdekaan Palestina akan termasuk orang-orang yang selamat dalam perahu atau kapal tersebut, dan akan selamat dari banjir besar. Sebaliknya, siapa pun yang pernah atau berdiri di pihak yang menentang perjuangan Palestina yang diwakili oleh Al-Aqsa, maka dia akan tenggelam dan termasuk di antara orang-orang yang merugi.

Sedangkan bencana terbesar tentulah tenggelamnya negara dan komunitas entitas penjajah Palestina; tenggelam secara politik, tenggelam secara ekonomi, secara militer, dan tenggelam secara media/opini; hancurnya negara penjajah dalam segala arti.

Kehancuran tersebut dapat pula dilihat dampak globalnya, bagaimana dampaknya terhadap negara-negara di dunia sehingga dunia terbagi antara pendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atau yang menentangnya.

Indikatornya sangat jelas di mana rakyat bangkit melawan pemerintah mereka yang selama ini pro mendukung penjajahan atas Palestina. Kondisi seperti ini pencerminan banjir besar dalam segala hal.

 

 

Beri Komentar