Syi’ah Menurut Kacamata Sejumlah Tokoh

Sosok yang terlihat gigih mensosialisasikan Syi’ah selain Jalaluddin Rakhmat (ketua IJABI, Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) juga Said Agil Siradj yang kini Ketua Umum PBNU, dengan bukti begitu gigihnya dalam acara kesyiahan misalnya peringatan Asyuro dengan aneka namanya. Entah haul Husein cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau semacamnya. Secara kultural, paham sesat Syi’ah memang dipraktekkan kalangan NU, seperti ziarah kubur dengan praktek-praktek yang tidak syar’i. Secara kultural, sebagian tradisi dan ritual ala syi’ah memang sudah dipraktekkan, namun lebih sering karena ketidaktahuan semata, bukan karena mereka benar-benar mengerti akan hal itu.

Untuk itulah tugas para juru dakwah memberikan pencerahan kepada ummat Islam yang awam, terutama mereka yang tidak bisa membedakan antara Islam dan bid’ah padahal di dalam bid’ah itu tidak jarang mengandung paham sesat syi’ah. Ini merupakan pekerjaan yang tidak main-main dan tingkat kesulitannya cukup tinggi, karena para praktisi bid’ah itu sebagian bergerombol di dalam sebuah ormas yang konon jumlah jama’ahnya terbanyak dibanding ormas-ormas lain. Apalagi salah satu mantan pucuk pimpinannya pernah menjadi pemimpin nasional yang ternyata banyak menghidupkan kesesatan bahkan kemusyrikan, misalnya ruwatan dan sebagainya. Musibah bagi Ummat Islam. Namun bagi dedengkot aliran sesat syi’ah di Indonesia, tahun 2000-an itu seakan jadi periode emas, hingga kewetu (terlontar ucapan) dari mulutnya: Mumpung presidennya Gus … (haji/tede/nahimunkar.com)