Wasiat Dr. Abdullah Azzam Untuk Kaum Muslimin!

Mencari-cari alasan untuk tidak berjihad dengan alasan yang bermacam-macam akan mengotori jiwa. Maka merelakan diri untuk tidak berjihad fie sabilillah merupakan sendau gurau dan main-main bahkan mempermainkan agama Allah. Padahal kita diperintahkan berpaling mengjauhi orang-orang seperti mereka, sesuai firman Allah :

وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

“ Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikabn agama mereka sebagai main main dan sendau gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia “. ( QS. Al An’am : 70).

Sesungguhnya mencari-cari alasan dengan angan-angan tanpa melakukan i’dad adalah kondisi jiwa yang kerdil yang tiada punya semangat merengkuh puncak gunung.

“ Jika semua itu memang jiwa yang besar bersusah payahlah badan karena cita-citanya “.

Duduk-duduk berdampingan di masjidil Harom dan memakmurkannya dengan berbagai amal ibadah tidak mungkin dapat dibandingkan dengan jihad di jalan Allah. Dalam hadits shohih muslim diriwayatkan, ketika para shahabat berselisih pendapat tentang amal yang paling utama sesudah iman, “ Memakmurkan Masjidil Harom (adalah amalan yang paling utama) “.Yang lain berkata, “ Bukan ! Tapi (amalan yang paling utama adalah) memberi minuman orang-orang yang beribadah haji “. Yang lain lagi berkata, “ Bukan ! Tapi jihad di jalan Allah “.

Dengan adanya peristiwa itu maka turunlah ayat 19 hingga 22 surat At Taubah.

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَآجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ ءَامَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللهِ لاَيَسْتَوُونَ عِندَ اللهِ وَاللهُ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ {19} الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللهِ وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَآئِزُونَ {20} يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُم بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَّهُمْ فِيهَا نَعِيمُُ مُّقِيمٌ {21} خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمُُ {22}


“ Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah. Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Rabb mereka mengembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhoan dan jannah, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalanya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar “. (QS. 9:19-22)

Jadi, jelaslah bahwa jihad di jalan Allah itu lebih besar derajat dan pahalanya dibanding memakmurkan Masjidil Harom, khususnya kalau dilihat dari sebab turunnya ayat, yaitu adanya perselisihan pendapat di antara para shahabat seputar masalah ini.

Asbabun Nuzul (sebab turunnya) ayat ini tidak boleh dikhususkan untuk masalah lain, atau dita’wilkan (dipahami dengan arti jihad yang lain, umpamanya jihad melawan hawa nafsu – pent.) sebab di dalam nash tersebut sudah terdapat makna yang qoth’i.

Dan semoga Alloh merahmati Abdulloh ibnul Mubarok. Suatu ketika beliau berkirim surat kepada Al Fudzail bin ‘Iyadl, ia berkata :

“ Wahai orang yang beribadah di Masjid Haromain Seandainya engaku mengerti keadaan kami tentu engkau tahu bahwa Engkau bermain-main dengan ibadah itu Kalau orang pipinya dilinangi genang air mata Maka pangkal leher kami dilumuri darah yag tertumpah 

Tahukah anda pendapat seorang yang ahli fiqih, ahli hadits dan sekaligus mujahid ini (yaitu Abdullah bin Mubarok) tentang orang yang duduk-duduk bersanding di Masjid Harom, beribadah di dalamnya, sedang saat-saat yang sama tempat-tempat suci Islam dihancurkan, darah kaum muslimin ditumpahkan, kehormatan mereka diinjak-injak dan dihinakan serta Agama Allah dicabut sampai akar-akarnya ! Saya katakan bahwa beliau berpendapat, “…. Itu adalah bermain-main dengan Agama Allah ….. “.