Rezim Komunis Cina Larang Anak-Anak Muslim Uighur ke Masjid

muslimah-uighurEramuslim.com – Pemerintah China mengklaim tidak mengekang kebebasan beribadah warga Muslim di Xinjiang saat bulan Ramadan. Klaim ini dimentahkan oleh kelompok etnis Muslim Uighur yang kerap menjadi sasaran diskriminasi di China.

Diberitakan Reuters, Kamis (2/6), dalam pernyataannya jelang Ramadan pekan depan pemerintah Beijing mengatakan bahwa tidak ada diskriminasi di Xinjiang. China, ujar pernyataan itu, mengaku menghargai ibadah umat Islam di bulan Ramadan.

Sebelumnya setiap kali bulan Ramadan pemerintah China dilaporkan melarang warga Muslim di Xinjiang berpuasa dan shalat tarawih. Restoran-restoran di daerah otonomi itu dipaksa untuk buka agar warga tidak berpuasa.

“Selama bulan suci Islam Ramadan, membuka atau menutup restoran halal itu terserah dari pemilik tanpa ada campur tangan. Tidak ada warga yang menderita diskriminasi atau perlakuan tidak adil, karena meyakini atau tidak meyakini sebuah agama,” ujar pernyataan China.

Komentar pemerintah China ini dibantah oleh kelompok HAM dan organisasi Uighur di pengasingan. Mereka mengatakan masalah terbesar di Xinjiang adalah kendali pemerintah dalam kebudayaan Uighur dan Islam, yang memicu ketegangan, seperti larangan memakai simbol keagamaan seperti jilbab dan memanjang jenggot.

Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia, kelompok Uighur di pengasingan terbesar, mengatakan dalam emailnya bahwa Amerika Serikat punya tanggung jawab mendesak China menghargai keyakinan beragama Uighur dalam pertemuan bilateral di Beijing yang dimulai Senin mendatang.

“Kebohongan tidak akan bisa menutupi kebenaran,” kata Raxit.

Pernyataan Shoket Imin, anggota Partai Komunis China di Xinjiang seakan menegaskan tanggapan Raxit. Kepada wartawan, Imin mengatakan anak-anak di bawah usia 18 tahun diimbau tidak datang ke masjid.

Imin juga mengatakan bahwa agama tidak boleh menghalangi pendidikan wajib dan aktivitas negara dalam mendidik, serta “siswa seharusnya tidak berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan”.

Ada sekitar 20 juta Muslim di seluruh China, hanya sebagian kecil yang merupakan warga Uighur.(jk/cnnindonesia)