Paus Benediktus, Bertekuklutut Oleh Tekanan Yahudi

Tidak tahan dengan tekanan dari kaum Yahudi, Paus Benediktus XVI akhirnya mengeluarkan pernyataan yang isinya meminta Uskup Richard Williamson untuk "dengan tegas dan secara terbuka" menarik semua penolakannya terhadap peristiwa holocaust.

Paus menuai kecaman dan kritikan dari kaum Yahudi, ketika Vatican memutuskan untuk mencabut pengucilan terhadap Williamson dan tiga uskup lainnya bulan Januari kemarin. Selama ini, Vatican mengucilkan Williamson karena sikap Williamson terhadap holocaust.

Uskup yang kini berusia 67 tahun itu membantah pernyataan yang selama ini tertulis dan sejarah bahwa Nazi Jerman menggunakan kamar-kamar gas untuk membunuh jutaan kaum Yahudi selama Perang Dunia II. Menurut Williamson, kaum Yahudi yang terbunuh dalam kamp-kamp konsentrasi jumlah tidak sampai enam juta orang seperti yang diyakini hingga saat ini, tapi hanya sekitar 200.000 sampai 300.000 orang.

Dalam pernyataannya yang dirilis hari Rabu kemarin, Vatican menegaskan bahwa sikap Willamson terhadap holocaust "tidak bisa diterima dan Bapak yang Suci dengan tegas menolak sikap itu." Karenanya, Williamson diminta untuk membuat pernyataan terbuka pada publik untuk menarik bantahannya terhadap holocaust.

"Uskup Williamson, supaya bisa diakui oleh keuskupan gereja, harus dengan sungguh-sungguh dan dengan terbuka menyatakan menjauhkan diri dari sikapnya berkaitan dengan Shoah (holocaust)," demikian isi pernyataan Vatican.

Menanggapi permintaan Paus itu, Williamson cuma menyatakan "menyesalkan" kesulitan yang muncul dan dialami Paus akibat pernyataannya, tapi ia tidak menarik bantahannya terhadap holocaust.

Surat kabar Israel, Haaretz dalam laporannya menulis, kelompok-kelompok Yahudi menyambut baik desakan Paus terhadap Williamson dan menyatakan puas karena Paus telah memenuhi tuntutan mereka.

"Ini adalah sinyal yang ditunggu-tunggu kaum Yahudi," kata Ronald Lauder, presiden Kongres Yahudi Sedunia.

Sikap Paus terhadap Williamson disindir sebagai bentuk kemunduruan Paus Benediktus XVI. Pernyataan itu dikeluarkan cuma sehari setelah Kardinal Tarcisio Bertone , menteri luar negeri Vatican, pada surat kabar Katolik Awenire mendeklarasikan bahwa persoalan (holocaust) sudah ditutup. Tapi tiba-tiba Paus menyatakan bahwa solidaritasnya terhadap kaum Yahudi tidak bisa diperdebatkan lagi dan memperingatkan siapapun yang menyatakan bantahannya terhadap holocaust.

Ketika Paus memutuskan untuk mencabut pengucilan terhadap Williamson bulan Januari kemarin, Kepala ke-rabbi-an Israel mengancam membatalkan keikutsertaannya dalam pertemuan dengan para pejabat Vatican di Roma yang rencananya akan digelar bulan Maret mendatang.

Kanselir Jerman Angela Merkel juga ikut-ikutan mengecam Paus. Merkel mengatakan tindakan Paus menerima kembali orang-orang yang membantah holocaust tidak bisa dibiarkan tanpa adanya konsekuensi yang harus ditanggung Paus akibat keputusannya itu.

Bisa jadi, ancaman dan tekanan-tekanan kelompok-kelompok Yahudi dan kelompok pro-Yahudi yang membuat Paus akhirnya menegaskan dukungannya pada Yahudi dan holocaust. (ln/iol)