Nasib "Malang" Pendeta Finlandia, Gara-Gara Sebut Doku Umarov Teroris

Maksud hati mengecam "teroris", seorang pendeta di Finlandia malah terancam dituntut karena sudah mengkritik, dan terancam dipecat oleh gerejanya karena dituduh bersikap tidak toleran terhadap agama lain.

Semua berawal ketika Pendeta Juha Molari mengecam Doku Umarov–tokoh militan muslim Chechnya–dan mengkritik keberadaan situs Kavkaz Center, situs internet yang kerap memuat pernyataan-pernyataan Umarov.

"Saya menggunakan kata teroris. Mereka menggunakan kata ‘presiden’," kata Molari.

Kavkaz-Centre menjadi corong Umarov untuk menyebarluaskan pesan-pesan "perjuangan"nya melawan pemerintah Rusia. Lewat situs itu, Umarov mengklaim bahwa kelompoknya bertanggung jawab atas insiden berdarah di sebuah di Beslan, serangan bom di kereta Nevsky dan stasiun metro di Moskow, dan serangan bom yang baru-baru ini terjadi di bandara Domodedovo, semuanya terjadi di wilayah Rusia.

Jika di Rusia, situs Kavkaz Centre dinyatakan terlarang dan Umarov menjadi buronan nomor satu pemerintah Rusia, situasinya berbeda dengan Finlandia, negara tetangga Rusia

Pendeta Molari, adalah orang pertama di Finlandia yang secara terbuka menyatakan kecamannya pada Umarov dan situs Kavkaz Centre yang bisa dengan mudah diakses di Finlandia. Ia juga mengkritik, bagaimana saudara lelaki Doku Umarov yang tingggal di Stockholm bisa dengan bebas berjalan-jalan di Helsinki, ibukota Finlandia.

"Sebagai contoh, Ruslan Umarov, saudara lelaki Doku Umarov. Dia resminya tinggal di Stockholm, tapi sekarang, dia tidak tinggal dengan keluarganya lagi. Dan kita bisa bertemu dengannya sesering mungkin di Helsinki," kata Molari yang juga menyerukan untuk membunuh para pengelola situs Kavkaz Centre, di blog pribadinya.

Pernyataannya soal Umarov dan Kavkaz Centre ternyata membuat berang para pendukung Umarov. Pendeta Molari mengaku menerima surel (surat elektronik) dari Dagestan yang isinya mengancam "jika ia tidak berhenti mengecam Kavkaz Centre, kepalanya dan kepala anggota keluarganya akan dipenggal."

Molari melaporkan ancaman yang diterimanya pada ke kepolisian. Tapi, laporan itu justru menjadi bumerang baginya. Setelah mendengar laporan itu, Gereja Lutheran di Finlandia menyatakan akan memecat Molari sebagai pendeta, karena dianggap menyebarluaskan sikap tidak toleran terhadap orang lain. Molari juga menghadapi tuntutan karena telah mengkritik situs Kavkaz Centre.

Khawatir akan keselamatan dirinya, Pendeta Molari mengubah alamat rumahnya, bahkan menceraikan istrinya karena takut istri dan anak-anaknya ikut menjadi korban ancaman yang diterimanya. Molari juga sedang mempertimbangkan untuk pindah ke Rusia.

"Kita menganut moralitas ganda. Kita punya hak untuk mengkritik dan melontarkan pernyataan yang buruk terhadap Rusia dan orang Rusia, tapi ketika kita mengkritik Finlandia, kita menerima serangan yang keras," keluh Morali mengkritik negaranya sendiri. (ln/IE/RT)