Jangan Menunda Perbuatan Baik

Sungguh manusiawi jika setiap orang lebih mementingkan dirinya sendiri, hal tersebut sangat sering muncul terutama jika kita dihadapkan pada dua pilihan antara kepentingan urusan kita dengan kepentingan orang lain, namun pengalaman sudah sering membuktikan bahwa perbuatan baik yang diiringi dengan sifat kasih dan keikhlasan juga akan berbuah kebaikan yang dibalas secara langsung, maupun ditangguhkan. Berikut adalah kisah pribadi yang mungkin bisa menjadi nasihat untuk kita semua.

Kejadian di Jakarta sekitar bulan September tahun 2010 Pukul 21.00 di dalam bus Damri jurusan Kampung Rambutan sepulang dari bandara Soekarno Hatta, saya duduk bersebelahan dengan seorang bapak (maaf saya lupa namanya) umur sekitar 60-an, beliau pensiunan PT. Pelindo. Dalam perjalanan kami asyik mengobrol mulai A sampai Z, sampai akhirnya kita sudah hampir keluar tol dekat persimpangan Garuda TMII, terjadilah Dialog (kira2 seperti ini redaksinya)

Bapak: “Wah keluarnya di Garuda ya, tahu begini menantu saya jemput di sini saja ya, kan lebih gampang karena dekat tol”

Saya: “Oh iya pak lebih enak, tapi memangnya menantu bapak mau jemput di mana?”

Bapak: “mau jemput di Kampung Rambutan” saya mau telepon dia tapi HP saya mati, ya sudahlah ga papa, di Kampung Rambutan juga ga papa”

Saya: (bingung, kalo meminjamkan HP saya Bapak ini tidak tahu nomornya, jadi harus tuker SIM Card, dan mau ga mau saya harus ikut bapak ini turun, karena proses tukar SIM Card juga ga sebentar dan kebetulan sudah hampir sampai Garuda padahal tujuan saya ke Pasar Induk barang bawaan juga ga sedikit repot dah..!! lagipula kata beliau ga papa kok dijemput di rambutan)… "Hmmm Ya sudah Pak sini Handphone Bapak kita tukeran aja SIM Cardnya”

Bapak: “Lho ga merepotkan mas?”

Saya: “ga Papa Pak mumpung masih deket Garuda, biar Bapak bisa cepet sampai rumah”

Langsung saya proses tukar SIM Cardnya, dan si Bapak langsung telepon menantunya… namun ketika masih bicara dengan menantunya bis sudah sampai di Persimpangan Garuda, beliau harus turun karena sudah terlanjur menginstruksikan menantunya untuk menjemput di Garuda, sedangkan SIM Card beliau masih “nempel” di Handphone saya, yah mau ga mau memang harus turun untuk proses tukar SIM Cardnya, dengan sedikit berat hati saya mengambil barang2 saya dan ikut menemani Bapak untuk turun, namun betapa terkejutnya saya ternyata salah satu tas saya yang berisi dokumen dan barang berharga lainnya tidak ada di kotak penyimpanan tas (Bus Damri menyediakan tempat berupa pagar besi melingkar segi empat khusus untuk meletakkan barang bawaan dan letaknya di dekat pintu depan), saya hanya bisa meringis kebingungan lalu kenek bis yang melihat saya kebingungan bertanya “Tasnya yang mana mas?” saya jawab “warna hitam mas tas gemblok”,,, Kenek: “ oh coba kejar bapak itu (sambil menunjuk ke salah seorang laki2 yang sudah berjalan agak jauh) dia bawa dua tas warna hitam”… Langsung saya kejar dan saya perhatikan tas bawaan bapak itu, ternyata betul itu tas saya… Alhamdulillah, Bapak itu langsung meminta maaf sambil kebingungan ternyata beliau salah ambil tas, kemudian dia langsung naik lagi ke dalam bis dan mengambil tas yang seharusnya (memang kondisi waktu itu agak gelap jadi wajar beliau salah ambil tas).

Setelah kejadian itu Bapak yang duduk dengan saya tadi berucap, “Untung mas pinjamkan Handphonenya ke saya, coba kalau tidak bisa hilang itu tas”… Terdiam saya sejenak dan memikirkan apa yang terjadi, betul kata beliau bagaimana kalau tadi saya tidak memperdulikan keluhan beliau, tidak menawarkan bantuan dan tidak ikut turun bersama beliau, memang saya akan tiba di rumah dengan labih cepat tetapi tanpa salah satu tas saya… ck..ck..ck saya menarik nafas dalam2 dan tersenyum kepada Bapak itu seraya berucap “Terima Kasih Pak saya jadi ga kehilangan tas”, si Bapak pun menjawab “iya sama-sama, perbuatan baik apapun pasti dibalas mas..iya kan?”.. Saya: He3x…

Akhirnya saya pun pamit untuk naik mikrolet menuju My Home Sweet Home… dalam perjalanan pulang saya terus merenung memikirkan apa yang baru saja saya alami… Andai saja saya agak cuek waktu itu, padahal jika Bapak itu tidak dibantu toh dia tetap dijemput, dia tetap bisa pulang… Andai saja saya mementingkan diri saya untuk sampai di tujuan dengan lebih cepat ceritanya akan benar2 lain… Terima kasih ya Allah perbuatan baik yang tidak seberapa itu menjadi teguran yang sangat mengena untuk tidak lagi menunda perbuatan baik.

Kesimpulan:

1. Jangan menunda untuk berbuat baik, sekecil apapun itu;

2. Turunkan sedikit ego kita ketika menghadapi dua pilihan yang terdapat kepentingan orang lain di dalamnya;

3. Jangan berharap balasan dari pihak yang kita tolong karena Allah lebih mengetahui kapan dan dengan cara bagaimana harus dibalas;

4. Kita harus Peka ^_^

Oh iya satu lagi selalu perhatikan barang bawaan walaupun sudah disediakan tempat penyimpanan

Sekian Dulu, Terima kasih sudah mau membaca