Mimpi Buruk

Bruk!

Gulingku jatuh dilantai terkena tendangan kakiku di malam itu. Akupun terbangun dan kaget. Barulah aku tersadar bahwa aku bermimpi dalam tidurku. Aku tidak ingat bagaimana detil mimpi itu, hanya satu yang kuingat bahwa mimpiku semalam mengerikan. Aku bermimpi buruk.

Akupun terbangun dengan kepala berat. Sudah beberapa hari terakhir ini aku mimpi tentang hal yang menurutku mengerikan. Aku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan mimpi itu datang dalam tidurku. Seingatku aku sudah berdoa sebelum tidur, tetapi mengapa mimpi buruk itu datang dan mengunjungiku lagi.

Setiap selesai bermimpi, aku butuh waktu untuk duduk dan diam sejenak. Aku selalu membutuhkan waktu itu untuk berdoa dan menenangkan pikiranku. Aku adalah orang yang sangat jarang bermimpi. Selama ini tidurku baik-baik saja. Tidurku selalu lelap dan bisa dikatakan mimpi sangat jarang mengunjungiku.

Namun mengapa akhir-akhir ini aku jadi sering dikunjungi oleh mimpi buruk? Bahkan mimpi burukku yang pertama adalah mimpi yang paling mengerikan. Dalam mimpi itu aku melihat rohku berjalan-jalan sementara jasadku diam saja. Aku menjerit, ada apa ini? Mengapa rohku bisa berjalan dan melayang tanpa mengajak jasadku serta?

Bisa saja aku menganggap ini adalah mimpi biasa, sebagai bunga tidur. Namun mengapa setelah mimpi rohku berjalan dan melayang tersebut, beberapa hari berikutnya aku selalu dikunjungi mimpi buruk?

Mimpi sebenarnya adalah perjalanan alam bawah sadar kita. Mimpi memang tidak bisa dikendalikan dan direncanakan. Mimpi bisa jadi hanya sebuah bunga yang hadir untuk menghiasi tidur kita, karena itulah mimpi dikatakan sebagai bunga tidur. Namun mimpi juga bisa jadi merupakan cerminan dari kehidupan nyata kita sehari-hari.

Aku pernah menginginkan suatu barang dalam kehidupan nyata. Aku ingin sekali namun tak bisa membelinya. Ternyata keinginanku akan barang tersebut terekam dalam alam bawah sadarku dan muncul dalam bentuk mimpi. Namun agaknya mimpi burukku beberapa hari ini tidak ada kaitannya dengan keinginanku dalam dunia nyata. Lalu mengapa mimpi buruk itu hadir?

Aku mencoba mengurai kenyataan yang sedang kualami. Aku mencoba melihat satu demi satu permasalahan yang sedang kuhadapi, hubungan dengan teman-temanku, pekerjaan di kantor dan hubunganku dengan orangtua.

Kurasa semua tidak ada masalah. Pekerjaan di kantor baik-baik saja, hubunganku dengan orangtua juga alhamdulillah baik-baik saja. Masalah-masalah yang lain agaknya hanya masalah kecil yang menghiasi hari-hariku. Hanya ada satu hal yang meresahkanku, yaitu hubunganku dengan salah seorang teman yang bisa dikatakan masih belum bisa normal setelah ada kesalahfahaman di antara kami. Walau aku sudah berusaha keras untuk membuat hubungan itu normal kembali, namun temanku mungkin butuh waktu untuk melupakan kesalahfahaman kami.

Tetapi apakah hanya hal sekecil ini bisa menghadirkan mimpi buruk beberapa hari?

Aku mencoba mengurai hal yang lain. Kulihat sekilas catatan harianku dan tabel target ibadah harian beberapa minggu terakhir ini. Tabel itu isinya sangat menyedihkan. Banyak kolom yang tidak terisi. Dan kulihat di kolom bagian paling akhir. Ada beberapa catatan dengan tulisan yang memalukan yaitu ‘tidak terlaksana’. Artinya banyak kegiatan yang sudah kutargetkan namun akhirnya tidak kulaksanakan. Hanya ibadah mahdhoh saja yang selalu terlaksana. Sholat 5 waktu alhamdulillah selalu terlaksana. Namun begitu kulihat bagian ibadah sunnah, hanya ada beberapa yang terlaksana dan itupun tergolong ibadah sunnah yang ringan.

Pikiranku mengembara ke beberapa minggu terakhir. Mengapa target ibadahku banyak yang tidak terlaksana? Padahal aku sudah serius dan melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum menetapkan target itu. Sebenarnya aku malu pada diriku sendiri. Mengapa target yang kususun sendiri dan kuharapkan dapat membuatku lebih baik, malahan tidak kulaksanakan?

Sholat lail yang masih bolong-bolong, sholat rawatib pun tak kalah mengenaskannya. Ma’tsurat yang kutargetkan minimal sehari membaca sekali, itupun selalu tidak tuntas. Aku berusaha membacanya sambil mengerjakan aktivitas pagiku, tetapi sering bacaan itu tidak sampai pada doa rabithah. Bacaan itu lebih sering terpotong di tengah daripada terlaksana dengan tuntas. Begitu pula dengan tilawah Al-Qur’an. Sehari setengah juz saja tidak selalu bisa terlaksana. Padahal aku bisa membaca bahan kuliah dan buku cerita berlembar-lembar dalam sehari.

MasyaAllah. Apakah ini yang sebenarnya membuat hatiku tidak tenang dan berimbas ke mimpi? Adakah justru ruhaniku yang harus dibenahi? Mungkinkah itu?

Kemungkinan itu selalu ada. Mungkin mimpi itu hanyalah tanda yang diberikan Allah untuk mengingatkanku. Agaknya memang benar, ada sisi ruhaniku yang harus kubenahi. Mencoba untuk menjalankan target lagi dan menghadirkan ketenangan itu di dalam hati. Juga membenahi hubunganku dengan teman yang belum bisa normal kembali.

Semoga dengan hadirnya ketenangan itu, mimpi burukku akan pergi dan tidak kembali.

([email protected])