Karena Engkau Lebih Mulia Dari Sebatang Coklat

val12Pada malam itu, tidak sedikit pasangan muda mudi yang berjalan beriringan dan bergandengan tangan. Mereka menikmati indahnya malam “hari kasih sayang” atau lebih kita kenal dengan “Valentine Day”. Sebuah hari yang di gambarkan dengan seorang cupid atau dikenal dengan “the desire” (anak kecil bersayap dan membawa panah) dan hati yang merupakan salah satu organ tubuh manusia.

Cupid bersayap panah adalah putra Nimrod “the hunter”, Dewa Matahari. Disebut Dewa Cinta karena ia rupawan, diburu para wanita, dan bahkan ia berzina dengan ibunya sendiri. Adapun merah hati itu melambangkan sebuah pintu perzinaan terbuka lebar. Seakan mereka mendengar siulan serigala, padahal kita semua tahu bahwa serigala tidak bersiul.

Hiruk piruk kehidupan tidak sebagaimana biasanya, jalanan macet dan tempat-tempat hiburan pun semakin ramai. Berjuta pasangan muda mudi berjalan menuju tempat-tempat maksiat seakan mereka berjalan pada satu jalur yang sama tanpa sebuah komando. Dan pada hari itu, setiap lelaki seakan-akan menjadi pujangga cinta. Mereka yang tidak biasanya merangkai kata, membuat rangkain kata yang demikian indahnya.

Ya, 14 Februari adalah sebuah hari yang istimewa bagi para remaja yang sedang kasmaran dan dimabuk cinta. Bahkan tidak sedikit di kalangan remaja masjid atau rohis yang juga terkena virus Valentine. Di sadari atau tidak, pada malam itu ada sebagian dari aktivis muslim yang ikut merayakannya. Sebuah perayaan yang di lakukan dengan bermacam cara, seperti telefonan, inboxan, begadang tanpa sebab dan bahkan sangat di sayangkan bila ada yang ketemuan. Virus CBSA (Cinta Bersemi Sesama Aktivis) ini melambung tinggi tanpa di sadari.

“Will you be my valentine”, merupakan sebuah ungkapan yang biasa diucap seorang lelaki kapada kekasihnya sambil memberi coklat. Entah dari mana asalnya, pada hari itu sebatang coklat menjadi suatu hal yang sangat berharga. Ia bisa menggantikan rasa cinta pada seorang wanita, dan bahkan sebatang coklat tersebut menggantikan harga dirinya. Bermula dari sebatang coklat semuanya akan berubah, rasa malu pun pada hari itu telah tiada.

Sebatang coklat bisa menggiring muda mudi masuk ke kamar-kamar penginapan untuk sebuah kemaksiatan. Tidak hanya di penginapan, bahkan di gua-gua pelosok desa pun juga tak luput dari tempat kemaksiatan. Inilah rusaknya virus valentine, menyeru manusia kepada kasih sayang namun faktanya kerusakan moral yang di inginkan.

Di Jabodetabek pada November 2012, 51% para remaji Indonesia sudah tidak perawan menurut penelitian BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana). Di ponorogo 80% remaja putri pernah melakukan seks di luar nikah. Sebuah perbandingan yang sangat tinggi lima banding empat. Hal ini dirilis oleh Ketua KPPA (Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) pada Jum’at, 17 Desember 2010.

Dan sangat mengejutkan lagi, sebuah prosentase yang di lakukan oleh LSCK PUSBIH (Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora) pada tahun 2002. Prosentase ini di berikan kepada para mahasiswi di Yogyakarta kota pendidikan, yang hasilnya 97,05% mengaku kehilangan keperawanannya dalam periodisasi waktu kuliahnya. Na’udzubillahi min dzalik..

Sebenarnya ada beberapa tips yang bisa kita lakukan guna menghindari virus ”Valentine Day”, diantaranya yaitu :

  1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berusaha mengenalnya melalui Al-Qur’an, Al-Hadits serta seluruh mahkluk ciptaan Allah. Di dalam hadits qudsi dikatakan,”Jagalah Allah, maka Ia akan menjagamu”.
  2. Merealisasikan rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan mentaati setiap perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana syukurnya nabi Daud As kepada Rabbnya, dan sungguh sedikit sekali hamba Allah yang bersyukur.
  3. Mempelajari sejarah datangnya hari Valentine, kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.
  4. Melihat dengan mata terbuka betapa banyaknya kemaksiatan terbuka dan kerusakan moral  yang di lakukan pada hari itu.
  5. Mendakwahkan atau menyebarkan kepada umat manusia akan bahaya yang di sebabkan oleh virus valentine day menurut tinjauan syar’i dan akal sehat.
  6. Berserah diri dan bertawakal kepada Allah SWT, setelah segala usaha yang di lakukan. Semoga apa yang kita lakukan menghasilkan hilangnya virus valentine dalam diri setiap insan. Tugas kita hanya berusaha dan bukan memberi hasil. Wallahu a’lam bish showab…