Bekal Terbaik Ibadah Haji

Ibadah haji harus dilakukan secara ikhlas semata-mata mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan untuk ber-taqarrubkepada-Nya. Ibadah ini tidak didorong oleh motivasi yang lain, seperti mendapatkan sanjungan dari orang, mencari popularitas, berbangga diri atau sekadar ikutan karena tetangga, rekan kerja, dan kerabat telah berhaji.

Kita harus memahami dengan baik dan benar tata cara pelaksan aan ibadah haji sesuai tuntunan syariat. Lebih baik lagi jika bisa mengerti makna yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji.

Berbagai macam makna simbolis yang terkandung dalam pakaian ihram, thawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i antara Bukit Safa dan Bukit Marwah, wukuf di Padang Arafah, melempar jumrah, harus dipelajari dan dimengerti. Dengan demikian, ibadah haji dapat dilakukan dengan penuh penghayatan secara mendalam, bukan sekadar gerak fisik ritual tanpa makna.

Musim haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi.Barang siapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Bawalah bekal, kareana sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (QS al-Baqarah [2]: 197).

Di samping perbekalan materi dan kesiapan secara fisik, bekal terbaik untuk berhaji adalah takwa, seperti yang diterangkan pada ayat di atas. Ayat di atas juga berisikan larangan selama berhaji, yaitu berkata jorok, berbuat maksiat, dan bertengkar. Sabar, syukur, istighfar, dan banyak berbuat kebajikan sebagai indikator takwa merupakan kunci-kunci kenikmatan selama beribadah di Tanah Suci. Semoga menjadi haji yang mabrur. (rol)