Abbas ke Israel: Kibarkan Bendera Kalian dari Maroko Sampai Indonesia

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengajak Zionis Israel untuk menormalisasi hubungannya dengan semua negara Islam. Pasalnya, ujar dedengkot Faksi Fatah itu, itu akan menjadikan bendera Israel berkibar di ibukota-ibukota negara-negara Islam dari Maroko, Mauritania sampai Indonesia.

Pernyataan mengejutkan Abbas itu terkuak saat ia diwawancarai harian Israel Yediot Aharonot, Jum’at (23/3) kemarin. Sementara saat ditanyai pendapatnya ihwal masa depan negosiasi Israel dengan Suriah, Abbas menjelaskan bahwa hal itu akan sia-sia. "Kami usul kepada Anda untuk melanjutkan perdamaian dengan 57 negara Islam. Setelah itu Anda tak akan pernah berada di jazirah yang terisolasi. Bendera Israel akan bekibar dari Maroko, Mauritania sampai Indonesia. Semua siap untuk mendukung inisiatif Saudi, " usul Abbas dengan penuh semangat.

Sementara pada bagian lain wawancaranya Abbas berpendapat ketidakmungkinan keberpihakan setengah rakyat Palestina untuk membenarkan kesepakatan damai apapun dengan Zionis Israel. Lebih lanjut Abbas mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa menghalang-halangi kehendak setengah dari rakyat Palestina, karena mereka mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri.

Dalam wawancaranya itu Abbas juga mengatakan kepada Israel, jika pihaknya diasumsikan berhasil menggiring rakyat Palestina sesuai keinginan Israel, tapi Abbas mempertanyakan bagaimana rakyat mengatasi keinginan rakyat Palestina yang berada di luar Palestina. Abbas menilai mereka yang berada di luar Palestina pastinya akan terus berjuang melawan Israel.

"Anda harus paham kondisi ini secara detil. Anda melupakan realita bahwa Hamas telah memenangkan Pemilu. Seharusnya kabinet itu sepenuhnya di bawah kontrol Hamas. Sekarang tidak lagi di bawah kontrol Hamas. Tapi Anda, orang-orang Israel, Anda tak paham itu. Tampaknya Anda ingin segala hal (milik Anda) atau tidak sama sekali, " tandas Abbas.

Abbas juga mengatakan bahwa sikap cemas yang ditunjukkan pejabat Israel terhadap pengaruh Hamas atas perjanjian-perjanjian yang telah ditandatangi itu sama sekali tak berdasar. "Kabinet itu tetap saja kabinet. Ia punya tentara-tentaranya khusus, begitu pula Presiden punya tentara-tentaranya. Saya sudak katakan bahwa mereka akan bertanggung jawab atas kesulitan-kesulitan internal, sementara saya atas kesulitan-kesulitan eksternal, " ujar Abbas dengan nada meyakinkan.(ilyas/ip)