Akibat Rudal-rudal Hizbullah, Kepala AD Israel Bolak-Balik Masuk Rumah Sakit

Judul di atas tidak berarti kepala AD Israel terkena rudal. Tapi, rudal-rudal Hizbullah yang berjatuhan, ternyata mempunyai efek pada perut Kepala Angkatan Darat Israel, Daan Halots. Rasa sakit di perutnya kian bertambah sejak rudal-rudal Hizbullah mampu menjangkau radius di luar perkiraan Israel hingga menimpa sejumlah kota padat penduduk di wilayah utara. Untuk itu, Halots telah keluar masuk rumah sakit selama empat kali.

Sakit yang diderita Halots, menjadikannya tidak mampu lagi mengatur strategi militer pasukannya dalam menghadapi perlawanan Hizbullah Libanon, secara rutin. Para dokter yang menanganinya menasihati agar Halots tidak melihat dan mendengar perkembangan peperangan Israel-Libanon, tapi hanya menyaksikan acara-acara hiburan di TV yang jauh dari pemberitaan yang bisa kian menambah parah penyakitnya. Kondisi di luar dugaan ini mendorong Partai Likud Israel meminta penunjukan kepemimpinan perang Israel menggantikan Halots dan menteri pertahanan Omaer Peretz yang dianggap “gagal”.

Sejumlah media massa Israel menyebutkan Halots telah dirawat di rumah sakit Ekhilof, di Tel Aviv sebanyak empat kali sejak terjadinya perang Israel-Libanon. Pertama, ia dirawat secara rahasia pada tanggal 14 Juli 2006. Kemudian, Halots masih dirawat kembali pada 23 dan 24 Juli berikutnya. Terakhir, Halots masuk rumah sakit bertepatan saat terbunuhnya 12 orang Israel akibat rudal Hizbullah di Kfar Jalady, Utara Israel.

Laporan resmi dari kantor Halots, disebutkan Halots mengalami sakit perut saat makan. Tapi situs Israel News memberitakan Halots juga mengalami demam dan sakit tulang yang parah hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Menurut Israel News, rasa sakit itu kian bertambah seiring berjatuhannya korban tewas dan korban luka di pihak Israel.

Harian berbahasa Ibrani, Yodiot Aharonot, memberitakan penyakit kepala Angkatan Darat Israel itu bermula saat pertempuran di Bint Jubail Selatan Libanon, di mana unit pasukan khusus Israel Golani ditaklukkan oleh pejuang Hizbullah. Pada hari itu, Hizbullah mengklaim 13 orang prajurit Israel sedikitnya tewas, meski hanya 8 orang prajurit yang diakui pihak Israel. (na-str/iol)