Aktivis Uyghur: Mau Percaya Sama Rezim Komunis RRC Yang Tidak Percaya Tuhan?

Mereka dipaksa untuk mengakui bahwa tidak ada yang namanya agama atau dipaksa mengucapkan terpujilah Presiden China Xi Jinping. Dan bila para tahanan menolak atau melakukan perlawanan maka dilakukan penyiksaan terhadap mereka.

Aydin mengakui keluarganya pada awal 2017 ditempatkan di kamp tersebut dan November lalu dia keluar kamp dalam keadaan tewas. Dia dijatuhi hukuman 15 tahun karena pergi ke AS menghadiri pernikahan sepupunya.


Kata Aydin, banyak keluarga saya yang kami tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal.

Menurut laporan Aydin setiap muslim Uighur pasti ada sekurangnya 1 anggota keluarganya yang ditahan di kamp atau dipenjara.

Kata Aydin, bagian terburuknya yaitu ketika ada yang meninggal, jasadnya tidak dikembalikan ke keluarga mereka. Tapi dikremasi (di-abu-kan).

Itu adalah cara bagi pemerintah China untuk menyembunyikan bukti atas jasad yang terus bermunculan dari kamp. Sehingga kita tidak tahu berapa banyak yang telah meninggal. Semua berlangsung secara rahasia.

Selanjutnya anak-anak para tahanan dikirim ke panti asuhan milik negara. Disana mereka diajarkan untuk membenci agama mereka sendiri dan identitas mereka. Dan dipaksa untuk berbahasa China.

Anak-anak tersebut di panti asuhan juga mengalami pelecehan dan penyiksaan. Para orang tua tidak pernah tahu dimana keberadaan anak-anaknya.