Bush Samakan Perang AS di Irak dengan Perang Melawan Nazi dan Komunis

Presiden AS George W. Bush mengatakan, perang terhadap kelompok yang disebutnya sebagai Islam militan hampir sama dengan perang di masa lalu saat melawan Nazi dan Komunis. Itulah sebabnya, jika AS mundur dari Irak, maka sama artinya AS telah ditaklukan oleh musuh-musuh nomer satu AS itu.

"Keamanan dunia yang beradab tergantung pada kemenangan dalam perang terhadap terorisme, dan itu tergantung pada kemenangan di Irak," ujar Bush dalam pidatonya di acara konvensi American Legion di Utah, Kamis (31/8).

"Sejumlah politikus melihat upaya-upaya kita di Irak dan melihat sebuah pengalihan dari perang melawan teror. Ini akan menjadi berita buat Usamah bin Ladin yang memproklamirkan bahwa ‘Perang Dunia Ketiga sedang berkecamuk’ di Irak," ujar Bush.

Sementara Bush berpidato, sekitar 4.000 aktivis anti perang berunjuk rasa di tengah kota. Dukungan warga AS terhadap perang Bush di Irak, belakangan juga makin menurun. Polling yang dilakukan AP-Ipsos belum lama ini, menunjukkan hanya 33 persen responden yang setuju dengan perang Bush. Bahkan beberapa anggota Partai Republik, satu suara dengan Partai Demokrat yang mendesak jadwal penarikan mundur pasukan AS di Irak.

Dalam pidatonya di Utah Bush juga mengatakan, jika AS mundur sebelum Irak mampu mempertahankan diri sendiri, konsekuensinya sulit diperkirakan, dan yang pasti akan terjadi bencana. Mundur dari Irak, ujar Bush, sama artinya menyerahkan negara 1001 malam itu pada musuh-musuh AS yang paling buruk.

Bush menuding, para pendukung Saddam, kelompok bersenjata dukungan Iran dan kelompok Al-Qaidah dari seluruh dunia akan memanfaatkan Irak sebagai basis operasi mereka.

Pemimpin Partai Demokrat di Senat, Harry Reid mengecam isi pidato Bush itu. "Berapapun pidato yang diberikan presiden, kenyataannya adalah gagalnya kebijakan-kebijakan dia (Bush) telah membawa negara ini ke arah yang berbahaya," kata Reid.

"Rakyat Amerika tahu bahwa lima tahun setelah peristiwa 11 September, kami tidak aman, padahal seharusnya kita bisa lebih aman. Irak sedang krisis, militer kita melemah dan kelompok teroris dan rejim-rejim yang ekstrim di Timur Tengah dan seluruh dunia, makin kuat serta makin berani. Sekaranglah waktunya untuk menentukan arah baru," tandas Reid. (ln/ItlHeraldTrib/AWN)