Cegah Masuknya Pengacau dari Irak, Saudi Bangun Tembok di Perbatasan


Analisa sejumlah pakar keamanan tentang wilayah Irak yang menjadi basis pengkaderan teroris ternyata begitu menghantui Saudi Arabia. Dalam waktu tidak lama lagi, Saudi berencana membangun tembok pembatas yang cukup besar guna menghalangi penyusupan para pengacau bersenjata ke wilayah mereka.

Tembok itu rencananya akan dibangun sepanjang 900 km di sepanjang perbatasan Saudi-Irak. Dilengkapi dengan fasilitas kamera pemantau dengan teknologi mutakhir yang akan beroperasi sepanjang hari, terutama di malam hari. Bukan hanya itu, selain tembok besar tersebut, pihak kerajaan Saudi juga akan menghamparkan kawat berduri, sebagaimana diinformasikan media Sunday Telegraph, terbitan ahad lalu.

Menurut Nawaf Ubaed, kepala keamanan nasional Saudi yang juga salah satu penasehat keamanan Saudi, “Tembok pemantauan itu sebenarnya sudah akan dikerjakan pembangunannya 18 bulan lalu. Tapi para petinggi Saudi sekarang bertambah yakin soal kekhawatiran yang bisa muncul dari wilayah Irak dan berada di luar penguasaan Saudi. Inilah yang semakin mendorong pemerintah kerajaan Saudi berpikir mendirikan kawat berduri di perbatasan untuk menghindari terjadinya aksi penyusupan atau pemasokan senjata.”

Hingga kini, kekacauan di Irak masih terus berlangsung. Bagi Saudi Arabia sebagai negara yang bertetangga langsung dengan negeri Seribu Satu Malam itu, suasana chaos di Irak yang juga pekat dengan bentrok antar kelompok bersenjata, sangat membahayakan. Terlebih lagi dideteksi ada ratusan orang dari warga Saudi yang lolos ke Irak dan melakukan peran penting dalam konflik di Irak sebagai pejuang lintas negara.

Meski ada ratusan juta dolar yang telah dikeluarkan Saudi guna memperketat penjagaan di perbatasannya dengan Irak, tapi hal ini diyakini belum cukup. Karena itulah Saudi berniat membangun tembok besar, terlebih saat ini situasi Irak semakin tidak menentu.

Alasan lain yang tak kalah pentingnya adalah, ditangkapnya sejumlah orang yang diduga veteran aksi bersenjata di Irak yang memiliki keterkaitan dengan sejumlah aksi kekerasan di Saudi Arabia.

“Saudi tidak membangun tembok tersebut hanya untuk menghindari para ekstrimis dan para veteran aksi bersenjata di Irak saja, tapi kami juga sangat khawatir adanya imigrasi ilegal termasuk para mafia narkoba juga persenjataan ilegal yang akan menjadi masalah besar bagi pemerintah kerajaan Saudi,” ujar Ubeid. (na-str/iol)