Israel Tak Yakin PBB Keluarkan Resolusi Kecam Kebrutalannya

Israel tetap yakin kebrutalan militer yang dilakukan di Jalur Gaza adalah sudah tepat dan sesuai dengan hukum internasional. Oleh karena itu, pihaknya tidak yakin bila Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) menyetujui proposal resolusi yang diajukan utusan Arab yang mengecam dan meminta Israel menghentikan operasi militer serta menarik pasukannya dari Jalur Gaza, setelah operasi militer besar-besaran yang dilakukan sejak Kamis (06/07) hingga Jum’at (07/07) telah menewaskan lebih 26 warga Palestina.

Dalam pernyataan kepada radio Israel, Jum’at (07/07) Dubes Israel untuk PBB Dan Gilerman memprediksi Amerika Serikat akan menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan resolusi tersebut. Namun dia berharap masalah ini tidak menjadi urgen di dewan keamanan. Dia mengisyaratkan, banyak negara terutama Eropa telah menyampaikan kepada Israel tidak mungkin bisa menerima isi resolusi tersebut.

Gilerman bahkan menyambut baik kemajuan yang telah diperoleh dalam “aksi militer Israel” di Jalur Gaza, yang disebutnya sebagai tindakan yang normal-normal saja. Dia mengatakan, masyarakat internasional memahami bahwa Israel tidak memiliki pilihan lain. Untuk itu mereka menghargai balasan yang seimbang dan normal-normal saja ini. Dia menganggap, bila hal yang sama dialmai negara-negara lain pasti akan melakukan balasan yang lebih keras dari apa yang dilakukan Israel saat ini.

Negara-negara Arab, Kamis (06/07) meminta Dewan Keamanan PBB turun tangan untuk menekan Israel agar keluar secepatnya dari Jalur Gaza. Dalam proposal resolusi yang diajukan Qatar ke DK PBB, negara-negara Arab juga meminta PBB mengecam serangan militer secara meluas yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, PBB harus meminta Israel menghentikan aksi militernya dan menarik pasukannya dari Jalur Gaza.

Proposal resolusi ini juga meminta PBB agar menekan Israel supaya membebaskan para pejabat dan anggota dewan Palestina yang disandera secepatnya. Juga meminta masyarakat internasional yang mengkhususkan bantuan darurat kepada Palestina.

Sejauh ini, Washington dan Paris telah menolak proposal yang diajukan Qatar. Dubes Amerika untuk PBB John Bolton kepada media massa mengatakan, “Saat melihat pertama kali pada proposal tersebut, kami berkeyakinan bahwa itu sangat tidak mungkin dilakukan pemungutan suara.”

Sementara itu Dubes Perancis untuk PBB Jean-Marcdo mengklaim bahwasanya sudah tidak ada jalan lagi setelah pembicaraan pendahuluan tertutup di dewan keamanan mengenai proposal ini. Dia mengatakan, “Proposal ini tidak cukup seimbang, kami akan mengusulkan dimasukannya sejumlah perubahan dan kami yakin itu membutuhkan banyak kerja lagi.” (was/aljzr)