Lewthwaite, Seorang Mualaf yang Tertarik akan Islam Sejak Remaja

Samantha Lewthwaite, a British citizen dubbed the "White Widow", is pictured in this undated photo posted on the Interpol websiteSamantha Lewthwaite , wanita mualaf asal Inggris yang dituduh secara sepihak oleh pemerintahan Kenya terkait dengan serangan mal di Nairobi, hanya karena ia seorang muslimah.

Samantha Lewthwaite mulai tertarik dengan Islam sejak ia masih bersekolah di SMA  ketika ia masih berusia 17 tahun, The Daily Mail melaporkan Jumat .

Mualaf yang berusia 29  tahun ini menjadi tertuduh oleh Interpol sejak 2011 dengan tuduhan terlibat pendanaan atas pengeboman lokasi  liburan resor di Kenya . Ia pernah mengatakan hatinya sangat sedih kala umat Islam diserang dan dibantai saat AS , Inggris dan sekutunya menghajar dan meluluhlantakan negeri Muslim Irak.

Pada usia 17 tahun, ia bertemu lewat chatting online dengan seorang pria kelahiran Jamaika Muslim,  Germaine Lindsay , menurut laporan media Inggris . Dia menikah tiga tahun kemudian .

Media itu mengatakan dia masuk Islam ketika berusia 17 dan mulai mengenakan jilbab dan jubah syar’i mengalir panjang.

Suaminya, Lindsay menjadi salah satu dari empat pelaku yang dituduh pihak Inggris  bertanggung jawab atas pemboman London 2005 yang menewaskan 52 orang .

The Daily Mail mengatakan bahwa Lewthwaite memiliki teman temannya sejak kecil adalah kelompok campuran antara anak anak Muslim dan anal anak asal Inggris yang berkulit putih , menurut informasi teman-teman masa kecilnya .

” Dia tinggal di daerah dengan banyak Muslimnya . Saya pikir lingkungan itu  benar-benar mempengaruhinya (masuk ke dalam Islam) , “ujar  seorang teman yang mengenalnya selama bertahun-tahun sejak  remajanya seperti dikutip dari Daily Mail .

Rekannya itu mengatakan bahwa Lewthwaite mulai mengembangkan ketertarikan akan  Islam dan ia sering menghadiri acara pengajian  dengan ulama setempat.(Arby/Dz)