Mantan Kamerawan Tersandera di Ghaza Tuturkan Kisahnya

Olaf Wigg (36), salah satu kamerawan Fox News yang disandera kelompok bersenjata di Ghaza beberapa waktu lalu, berbagi cerita tentang pengalamannya selama disandera.

Weig disandera selama dua minggu dan akhirnya dibebaskan pada pekan lalu, dengan informasi telah masuk Islam. Namun penculikan wartawan dan cara pelepasannya ini, dikecam oleh pemerintah Palestina yang selama ini menghormati para wartawan dari manapun asal negara mereka.

BBC berhasil mewawancarai Wigg kelahiran New Zealand itu. Berikut petikannya.

Olaf Wigg: Saat kami berada dalam perjalanan, tiba-tiba di hadapan kami ada sebuah mobil yang berjalan lambat lalu berhenti. Dari dalamnya keluarlah empat orang bersenjata Kalasinkov dan pistol. Setelah itu semuanya berjalan sangat cepat. Kami digiring ke dalam mobil dan ditodongkan pistol di kepala. Setelah sampai di suatu tempat, salah seorang mereka keluar dari mobil dan memaksa saya untuk ikut keluar. Selanjutnya, saya berada di sebuah gudang kecil di antara jalan jalan kota Ghaza.

BBC: Apakah mereka menyampaikan kepada Anda, alasan penangkapan?

Olaf Wigg: Steve, yang merupakan koresponden, langsung bertanya apa alasan mereka menangkap kami dan akan dibawa kemana kami. Jawabannya hanya satu dan sangat cepat dari pemegang senjata yang duduk di sisi kiri. “Kalian akan kami bawa ke neraka.”

BBC: Apa yang mereka lakukan kepada Anda setelah itu?

Olaf Wigg: Kami memulai fase penyerah terimaan dari satu unit ke unit bersenjata lainnya. Saya yakin bahwa kelompok bersenjata pertama bertugas menjaga kami adalah hanya kelompok yang ditugaskan saja. Karena setelah itu kami tidak pernah melihat mereka lagi. Setelah kami diserahkan secara cepat ke kelompok bersenjata lain, kami diikat dan ditutup dua mata kami. Mereka juga mempreteli semua barang-barang pribadi yang kami bawa. Setelah itu kami dipindahkan ke suatu tempat yang menurut dugaan saya adalah sepertinya sebuah ruangan di bawah sebuah masjid. Tapi saya tidak bisa melihat apapun.”

BBC: Bagaimana mereka memperlakukan Anda di sana?

Olaf Wigg: Awalnya kami diperlakukan dengan baik. Ini teknik yang sudah biasa. Sejumlah pihak yang melakukan penculikan, pada awalnya melakukan pendekatan yang baik. Tapi ini sebenarnya itu cara untuk melemahkan mental orang yang ditahan.

BBC: Setelah itu apalah situasinya membaik?

Olaf Wigg: Ya kondisinya perlahan membaik, dan setiap kali situasi membaik, kami mulai mempunyai harapan baik. Jika Anda diculik, dalam fase pertama mereka akan sangat simpatik memperlakukan Anda. Dalam fase itu, kehidupan banyak lebih mudahnya bagi Anda. Anda juga tidak ingin diperlakukan secara kasar dan tidak ingin tangan anda diikat, atau ditutup mata. Karena itu juga kami melakukan apa yang mereka minta.

BBC: Apakah sekarang juga anda masih menyimpan simpatik dengan mereka?

Olaf Wigg: Mungkin saja dalam perasaan yang terbatas. Anda tidak mungkin melewati waktu dua minggu dengan orang-orang itu tanpa mengenal mereka secara logis. Ketika seseorang yang mampu berbahasa Inggris meletakkan senjata dan mulai memperhatikan kami. Saya sampaikan kepadanya, saya ingin sekali dibebaskan dan saya berterima kasih kepadanya telah menolong kami.

BBC: Sampai sekarang apakah sudah tahu apa yang menjadi alasan penyanderaan Anda?

Olaf Wigg: Yang saya tahu, memang ada sejumlah perundingan tertentu sekarang. Tapi hingga kini kami belum tahu apa alasan mereka menangkap kami. Yang lebih jelas adalah, orang pertama yang menculik kami, bekerja seperti kelompok mafia. Yakni mereka hanya diperintahkan untuk menculik saja. Dan saya yakin apa yang mereka lakukan erat kaitannya dengan masalah politik dan uang. Karena itulah, mereka segera menyerahkan kami ke kelompok lainnya, ke Jamaah Jihadiyah. Masalah penculikan ini sangat jarang terjadi di Ghaza.

BBC: Apakah menurut Anda, kelompok Jihad ini hanya ingin tampil di publik?

Olaf Wigg: Ya, saya yakin itu sasaran mereka.

BBC: Tapi apakah Anda tidak tahu siapa mereka?

Olaf Wigg: Saya tahu bahwa bagi kelompok jihad itu, bahwa mereka memiliki kemampuan mengirimkan kaset rekaman. Mereka ingin mengiklankan diri bahwa mereka telah melakukan aksinya di Palestina secara dramatik. Dan cara yang paling baik dalam masalah ini adalah meniru cara yang lain, sebagaimana dilakukan Muqtadha Shadr di Irak.

BBC: Tentu orang-orang merahasiakan kaset itu. Bagaimana perasaan anda ketika kaset itu dikeluarkan?

Olaf Wigg: Ketika mereka sampaikan kepada kami, bahwa mereka ingin memproduk sebuah kaset rekaman. Respon saya yang pertama adalah, bahwa memproduk kaset rekaman bagi saya adalah pekerjaan saya yang sudah biasa saya lakukan. Tahukah anda bagaimana responnya setelah saya menjelaskan masalah itu? Kepala kami ditarik dan diletakkan di atas tanah, sambil mengatakan, “Ini Palestina, bukan Irak."

BBC: Jadi mereka menyampaikan keinginannya memproduk kaset dan memaksa Anda untuk memberi pernyataan?

Olaf Wigg: Ya.

BBC: Apakah ketika itu Anda yakin bahwa Anda akan dibebaskan hidup-hidup?

Olaf Wigg: Ada yang pernah mengatakan pada saya bahwa mereka memahami tidak ada niat buruk antara New Zealand dengan dunia Islam. Karena itulah, saya akan dibebaskan. Tapi mereka memberi ancaman langsung kepada rekan saya dan mengatakan bahwa mereka menganggapnya sebagai orang yang memiliki tujuan berbahaya dan karenanya mereka akan membunuhnya. Dari waktu ke waktu, saya menduga bahwa kami akan disikapi sama. Dan mereka akan membunuh kami.

BBC: Lalu kapan Anda mulai mempunyai harapan aman?

Olaf Wigg: Tidak ada, kecuali ketika mobil berhenti di depan hotel tempat kami tinggal, dan perkataan salah seorang penjaga kami, yang meminta kepada rekannya untuk melepaskan kami. Aku melihat melalu jendela mobil dan aku melihat gerbang hotel. Ketika itulah saya merasa bahwa mereka telah menepati janji dan kami akan dibebaskan. Saya segera lari dari mobil dan masuk ke dalam hotel.

BBC: Tapi kenapa Anda dibebaskan? Apakah itu karena perundingan yang dilakukan sejumlah pihak?

Olaf Wigg: Saya kira jawabannya yang paling tegas adalah tidak satupun dari mereka mengetahui alasannya secara pasti dalam membebaskan kami. Tapi kami merasa yang paling kuat alasannya adalah karena adanya perundingan itu. Mungkin mereka telah mencapai kesepakatan tertentu dalam bentuk tertentu. Karena hal itu terjadi pukul dua pagi. Ketika kami dibebaskan mereka tetap membangunkan kami dari tidur dengan penuh semangat. Mereka mengetakan, “Saat ini Anda akan bahagia dengan kebebasan Anda.” Saat itu, saya merasa ada sesuatu yang dihasilkan dari perundingan itu.

BBC: Mata pencaharian Anda adalah kamerawan di Ghaza. Apakah Anda akan kembali ke Ghaza?

Olaf Wigg:Ini pertanyaan sensitif sekali. Masalahnya memang di sini. Jika saya tidak kembali ke Ghaza, saya harus berpikir cara lain mencari penghidupan. Saya harus memberi jawaban yang sulit dalam waktu singkat. Jika saya berpikir untuk melepas jabatan pegawai di salah satu media, tetap menjadi masalah karena Ghaza sulit menerima para jurnalis free lance. Kondisi di sini sangat berbahaya. Bagi banyak media, Ghaza menjadi lokasi yang tidak diminati karena ancaman risikonya. Di sisi lain, ini juga yang saya kira menjadi problem bagi penduduk Ghaza. mereka tidak bisa menyampaikan kondisi mereka kepada dunia luar. Jalan yang paling baik adalah, para koresponden dari berbagai negara di Ghaza agar bisa melihat apa yang terjadi di sini setiap hari, untuk masyarakat Ghaza. (na-str/bbc)