Menolak Bersalaman, Penghargaan Mendadak Dibatalkan

Penghargaan terhadap seorang Muslim asal Somalia atas prestasi kerjanya sebagai tenaga relawan dibatalkan, karena pria Muslim itu menolak berjabat tangan dengan perempuan yang akan menyerahkan penghargaan padanya dengan alasan keyakinan agamanya sebagai Muslim.

Alinoor Ahmed Syaikh, nama pria Muslim itu sebelum acara penyerahan penghargaan sudah meminta pada panitia acara dari Afrika Center yang berbasis di Dublin, agar ia tidak disuruh bersamalam dengan Benedicta Attoh, anggota National Consultative Committee on Racism and Inter-Culturalism yang akan menyerahkan penghargaan itu. Dan pihak panitia sudah memberi kepastian akan mengabulkan permintaan Syaikh.

Tapi ternyata, penghargaan buat Syaikh atas upayanya menggalang dana untuk Amnesty International, dibatalkan lima menit sebelum pemberian penghargaan, dan penghargaan diberikan pada orang lain yang tidak hadir dalam acara tersebut. Pembatalan dilakukan karena Syaikh menolak berjabat tangan dengan Benedicta. Padahal alasan Syaikh menolak berjabat tangan, karena dalam Islam laki-laki tidak boleh bersentuhan dengan perempuan yang bukan muhrimnya, meski untuk sekedar berjabat tangan.

"Para juri telah memutuskan ada orang lain yang lebih layak menerima penghargaan itu, " kata Attoh pada Times edisi Minggu (22/6).

"Saya pikir, saya tidak akan memberikan hadiah ini padanya jika dia tidak mau bersalaman hanya karena saya seorang perempuan, " sambung Attoh yang juga mengetuai Africa Centre yang bermarkas di Dublin, Irlandia.

Menurut data sensus tahun 2006, terdapat sekitar 33 ribu Muslim di Irlandia atau sekitar 1 persen dari total penduduk negeri itu. Dan Alinoor Ahmed Syaikh, adalah salah seorang pencari suaka di Irlandia dan tinggal di tempat penginapan khusus warga Muslim yang mencari suaka di kawasan Tralee.

Sekretaris Jenderal Dewan Imam Irlandia Ali Salim menyayangkan pembatalan itu. Ia menjelaskan bahwa permintaan Syaikh adalah bagian dari tatacara pergaulan Muslim untuk tidak berjabat tangan dengan lawan jenis. "Saya pikir, permintaan Syaikh tidak terkait persoalan pribadi. Tidak semua Muslim menolak berjabat tangan dengan lawan jenis, tapi menolak pun sudah menjadi hal yang biasa, " jelas Ali Salim.

Dewan Pengungsi Irlandia, salah satu sponsor pemberian penghargaan itu mengakui situasi ini agak "rumit." "Semua panitia akan menggelar pertemuan untuk membahas peristiwa ini dan membuat rencana bagaimana jika menghadapi kasus semacam ini di masa datang, " kata juru bicara Dewan.

Sementara Africa Center mengatakan bahwa pembatalan penghargaan itu cuma sebuah "kesalahan" dan tidak ada hubungannya dengan permintaan Syaikh yang menolak bersalaman dengan sang ketua yang kebetulan seorang perempuan. (ln/iol)