Meski Dilarang, Film Grbavica Jadi Best Seller di Serbia

Film Grbavica yang beberapa waktu memenangkan penghargaan festival film internasional di Jerman, saat ini menjadi film yang paling populer di kalangan masyarakat Serbia. Penjulan film Grbavica dalam bentuk DVD laris manis di pasaran, padahal sata-satunya distributor film di Serbia menyatakan melarang peredaran film tersebut.

"DVD Grbavica menjadi mega hit di Banja Luka. Film ini merupakan film best seller kami," kata seorang penjual kaki lima pada AFP.

Grabavica adalah film tentang Muslimah Bosnia yang menjadi korban perkosaan secara sistematis pasukan Serbia pada saat konflik etnis melanda negeri itu. Muslimah itu berusaha menyembunyikan masa lalunya untuk melindungi anak perempuannya dari stigma yang timbul di masyarakat tentang korban perkosaan. Apalagi otoritas negara enggan mengakui bahwa korban perkosaan itu adalah warga sipil yang menjadi korban perang.

Grbavica, disutradarai oleh seorang perempuan Bosnia, Jasmila Zbanic dan memenangkan penghargaan Beruang Emas sebagai film terbaik dalam festival film Berlin ke-56 pada Februari lalu.

Hampir 20 ribu Muslimah Bosnia menjadi korban perkosaan secara sistematis, ketika kota Sarajevo dikepung pasukan Serbia. Ketika menerima penghargaan di Berlin, Jasmila Zbanic menuding dua pemimpin Serbia, Radovan Karadzic dan Ratko Mladic berada di balik tragedi perkosaan secara sistematis para Muslimah Bosnia itu.

Di Republika Srpska, film ini dilarang diputar di bioskop-bioskop oleh satu-satunya distributor film di wilayah itu dengan alasan takut menimbulkan kerusuhan politik. Meski demikian, versi DVD film Grbavica bebas dijual di kaki-kaki lima di kota itu dengan harga sangat murah hanya sekitar 3,50 euro atau 4,20 dollar AS dan film itu banyak diminati warga Serbia.

"Film ini dibeli oleh anak-anak muda dan orang dewasa," kata seorang penjual.

Selain korban perkosaan, kurang lebih 200.000 Muslim Bosnia menjadi korban kekejaman pasukan Serbia selama peperangan berlangsung antara 1992-1995. Di Srebrenica, sedikitnya 8.000 warga Muslim laki-laki dan anak-anak dibantai oleh pasukan Serbia.

Setelah perang usai, tim dari Bosnia dan PBB, menemukan sekitar 42 kuburang massal. Para ahli mempekirakan masih ada 22 lokasi lagi yang menjadi tempat kuburan massal kekejaman tentara Serbia di sekitar wilayah Srebenica.

Sejauh ini, baru 2.070 korban yang bisa diidentifikasi. Lebih dari 7.000 kantung yang berisi bagian-bagian dari tulang manusia masih menunggu proses identifikasi melalui test DNA.

Kesepakatan damai yang mengakhiri perang Bosnia Herzegovina memutuskan negara itu dibagi menjadi dua wilayah semi otonomi yaitu Federasi Muslim Kroasia dan Republik Srpska Serbia. Meski perang sudah berakhir, ketegangan antara etnis Serbia, Muslim dan Kroasia masih berlanjut. (ln/iol)