Myanmar Blokir Bantuan Kemanusiaan, Yang Datang Sepertinya Memang Harus Tentara…

Di sisi lain, Myanmar bersikeras kekerasan yang terjadi di Rakhine saat ini telah mereda. “Saya dengan senang hati memberi tahu Anda bahwa situasinya telah membaik,” kata Henry Van Thio, Wakil Presiden Kedua Myanmar, dalam Majelis Umum PBB pada Rabu (20/9). Van Thio mengatakan sudah tidak ada bentrokan sejak 5 September lalu. Ia menambahkan, pemerintahnya berkomitmen untuk mengizinkan pengiriman bantuan untuk masuk.

“Bantuan kemanusiaan adalah prioritas utama kami. Kami berkomitmen untuk memastikan bantuan diterima oleh semua pihak yang membutuhkan, tanpa diskriminasi,” tutur dia.

Tentu saja bentrokan sudah tidak ada, karena memang tidak ada bentrokan. Yang ada adalah pembantaian, di mana tentara bersenjata lengkap membunuhi rakyat sipil, tua dan muda, bahkan membakar dan memutilasi bayi-bayi Muslim Rohingya hidup-hidup.

Jika warga Budha Myanmar yang tentunya direstui rezim penguasanya memblokir, berarti yan harusnya datang ke Myanmar memang bukan bantuan kemanusiaan, tapi tentara bersenjata lengkap agar bisa menjadi lawan yang imbang bagi tentara-tentara Myanmar yang cuma berani kepada anak-anak dan bayi-bayi tak bersalah. (lk)