Pakar Militer: Negara-Negara Arab Tidak Perlu Khawatir Soal Program Nuklir Iran

Pakar militer asal Yordania, Isa al-Khatib menyatakan, negara-negara Arab khususnya yang berada di wilayah Teluk Persia tidak perlu takut dengan program nuklir Iran.

Pada kantor berita Iran, IRNA, ia mengatakan bahwa program nuklir Iran tidak ditujukan untuk negara-negara Arab dan tidak ada alasan untuk takut dengan program nuklir Iran sepanjang negara itu tidak menerapkan kebijakan ekspansi di kawasan Teluk.

Pakar militer, pensiunan jenderal itu mengungkapkan, AS ingin menjadikan Iran sebagai sebuah ancaman regional di wilayah itu agar bisa mempertahankan basis-basis militernya di negara-negara Arab dan negara-negara kawasan Teluk, serta mencegah agar negara-negara tersebut tidak meningkatkan hubungannya dengan Iran.

"Keberatan AS akan program nuklir Iran, ancaman-ancaman sangsi dan ancaman serangan militer ke Iran, semuanya bertujuan untuk mempertahankan status rejim Zionis sebagai kekuatan nomor satu di Timur Tengah," ujar al-Khatib.

Ia menekankan bahwa Iran kemungkinan akan menggagalkan sangsi yang mungkin dijatuhkan bagi negaranya, karena Iran bisa saja menghentikan ekspor minyaknya sehingga menimbulkan krisis di Barat dan AS.

"Tehran bisa menaikkan harga minyaknya lebih dari 100 dollar per barel, dan ini akan menimbulkan dampak negatif bagi negara-negara industri termasuk AS," sambung al-Khatib.

Di tempat terpisah, pakar hukum dan pemenang hadiah nobel asal Iran, Shirin Ebadi kembali mengkritik AS yang dinilai sudah menerapkan standar ganda dalam menegakkan demokrasi di Timur Tengah.

Ebadi dalam kunjungannya ke Oslo mengatakan, disisi lain AS sudah memberikan dukungan pada pemerintahan-pemerintahan yang tidak demokratis di kawasan Timur Tengah.

"Amerika sudah bertindak atas dasar standar ganda terhadap Iran. Lihat saja teman-teman AS di Timur Tengah, siapa mereka? Pakistan, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait. Tak satupun dari negara itu yang demokrasinya maju," kritik Ebadi dalam keterangan persnya setelah bertemu dengan Menlu Norwegia, Jonas Gahr Stoere.

"Bahkan yang lebih menarik lagi, Pakistan punya senjata nuklir. Presiden Jenderal Pervez Musharaf berkuasa lewat cara yang tidak demokratis dan dia adalah teman baik Amerika," tegas Ebadi yang menerima hadiah nobel tiga tahun yang lalu.

Menurut Ebadi, sangsi ekonomi terhadap Iran hanya akan menyakitkan rakyat. "Permintaan kami adalah silahkan tanda tangani kontrak-kontrak ekonomi anda yang bisa membantu rakyat," sambungnya. (ln/Tehrantimes)