Paus Benedictus Minta Umat Islam Hapuskan Istilah Jihad atau Perang Suci

Paus Benedictus XI dari Vatikan, meminta kaum Muslimin untuk masuk dan terlibat dalam dialog peradaban yang tidak mengenal istilah “perang suci” atau jihad yang dikenal dalam kamus Islam. Menurut Paus, pemahaman perang suci atau jihad bertentangan dengan tabiat Tuhan.

Permintaan Paus yang disampaikan dalam sebuah seminar di Jerman beberapa waktu lalu itu, ditolak oleh kaum Muslimin Jerman. Mereka memandang lebih baik Paus mengikuti inisiatif yang kini juga berkembang di sejumlah masyarakat Barat, untuk mencari akar kekerasan dan terorisme lalu mencabutnya, ketimbang mengarahkan tudingan hanya kepada kaum Muslimin dan ajaran Islam.

Dalam seminar yang digelar di Universitas Regensburg, Bavarian Jerman, sebelumnya, Paus mengatakan, “Ajaran Kristiani selalu terikat dengan logika. Kaum Kristiani berbeda pandangan dengan orang-orang yang yakin dengan pola penyebaran agamanya dengan pedang,” demikian ungkap Paus seperti dilansir Reuters.

Paus juga mengutip perkataan seorang penguasa Bizantium di abad keempat belas, saat menuliskan dialog dengan seorang Persia, bahwa, “Nabi Muhammad telah merampas tanpa kemanusiaan. Seperti perintahnya menyebarkan agama yang ia serukan dengan pedang.” Paus juga menambahkan, bahwa jihad atau perang suci tidak selaras dengan tabiat ketuhanan dan tabiat jiwa manusia. Karenanya, ia menilai saat ini sangat penting digelar dialog antara dua dunia besar, dunia Kristen dan dunia Islam. Di sisi lain, Paus juga meminta pemerintah Jerman untuk segera memadukan sikap yang lebih baik terhadap kaum Muslimin yang tinggal di Jerman. Tanpa berlaku sektarian terhadap kaum minoritas Muslim.

Menurut Jubir Paus, Federick L, perkataan Paus tentang jihad dan perang suci hanya sekedar dalam konteks menjelaskan tema yang dibicarakan, bukan untuk menuding bahwa Islam identik dengan kekerasan. “Ini hanya contoh. Kami tahu bahwa dalam Islam juga ada berbagai aliran dan sikap berbeda, antara yang keras maupun yang tidak keras. Paus tidak ingin memberi penafsiran bahwa Islam itu keras,” katanya.

Respon pertama terhadap pernyataan Paus tersebut, disampaikan oleh pimpinan kaum Muslim Jerman. Ia meminta dunia Barat untuk segera lebih dahulu mengkaji sebab-sebab utama lahirnya kekerasan dan terorisme, dari berbagai kasus di dunia ini. Dengan mengetahui sebabnya, kekerasan bisa dihilangkan dan dunia bisa hidup damai.

Dr. Ahmad Muhaisin, kepala Muslim Palestina yang tinggal di Berlin mengatakan, “Orang Palestina sangat mewakili untuk bicara tentang dampak kekerasan. Kemampuan mereka luas dan banyak dalam konteks ini. Melihat apa yang diderita bangsa Palestina mulai dari pembunuhan, penghancuran setiap hari akibat mesin perang Israel yang tentu saja merupakan simbol kekerasan dan terorisme.”

Sementara itu, kepala Masyarakat Muslim Jerman mengatakan, bagaimanapun pernyataan Paus tersebut mengandung unsur positif. Misalnya saja, ide yang dilontarkan oleh Paus tentang digelarnya dialog secara logika dan perlunya pembentukan persatuan kaum beriman terhadap arus atheisme. Ia mengatakan, “Secara umum, perkataan Paus bisa diterima dengan beberapa catatan. Tapi ia juga meminta para petinggi Jerman untuk menghormati kaum Muslimin dan bersikap lebih baik terhadap minoritas Muslimin."(na-str/iol)