Paus Minta Saudi Beri Kebebasan Pada Komunitas Kristen

Hari ini, menurut rencana akan terjadi pertemuan bersejarah antara Paus Vatikan dengan Raja Saudi. Tapi sebelumnya, hari Senin (5/11) Vatikan memberi nasihat kepada Raja Saudi agar memberi kesempatan pada komunitas Kristen yang hidup di Saudi dalam hal kebebasan dan jaminan keamanan.

Pihak Vatikan juga meminta agar para pendeta diberi izin untuk masuk ke Saudi Arabia guna menyampaikan nasihat keagamaan kepada komunitas Kristen.

Pertemuan Paus dan Raja Saudi sebelumnya, sempat memicu perdebatan di sejumlah forum-forum internet. Ada kalangan yang mendukung dan ada pula yang menolak. Sikap penolakan umumnya didasari pernyataan Paus Benediktus XVI tentang Islam yang menyakitkan beberapa waktu lalu. Sedangkan kelompok yang mendukung pertemuan itu mengatakan, pertemuan itu sebagai momentum yang baik untuk hubungan dua agama di masa mendatang.

Seorang kolumnis Saudi bahkan mengatakan, “Kunjungan Raja Saudi itu adalah ijtihad politik yang cerdas. ”

Dalam wawancara melalui telepon dengan Reuters, Paul Hendar petinggi Katholik di kawasan Teluk mengatakan, “Saya berharap akan ada kebebasan dan keamanan yang lebih baik lagi bagi putra-putra Kristus di Saudi. ”

Ia melanjutkan, “Saya tidak terlalu berharap banyak, misalnya berharap diizinkan mendirikan Gereja Kathedral, tapi setidaknya kami memerlukan kebebasan dalam menjalani peribadatan dalam situasi yang aman. ”

Di Saudi saat ini terdapat sekitar 1, 2 juta penganut Kristen, termasuk satu juta di antaranya adalah penganut Katholik. Kebanyakan mereka adalah para pekerja imigran, dan kebanyakan berasal dari Filipina.

Menurut Paul Hendar, yang berasal dari Swiss, “Peraturan peribadatan khusus di Saudi untuk kalangan non Muslim tidak jelas sehingga bisa ditafsirkan secara berbeda dari kelompok radikal. ”

Ia menambahkan bahwa hingga kini juga tidak ada jaminan keamanan dari aparat yang bertanggung jawab kepada umat Kristen. Hendar berharap agar kerajaan Saudi mengizinkan orang-orang Kristen menggunakan aula yang tidak tampak dari luar seperti gereja untuk melaksanakan peribadatan. “Itu saja sudah merupakan langkah positif, ” ujarnya. (na-str/iol)