Pemimpin Suku Irak, Minta Bantuan AS untuk Perangi Al-Qaidah

Bosan dan putus asa dengan pembantaian yang terjadi setiap hari, akhirnya puluhan pemimpin suku di Irak yang menyebut segitiga Sunni di Irak menyatakan bergabung dengan kelompok anti Al-Qaidah di Irak. Mereka lalu meminta AS untuk membantu persenjataan mereka, dan ikut serta memberantas anggota Al-Qaidah yang dituding sebagai pelaku utama di balik kerusuhan di Irak.

BBC yang melansir informasi ini menyebutkan pernyataan salah satu ketua suku di kota Ramadi yang mengaku telah mengumpulkan 20 ribu orang pemuda yang siap “membersihkan anasir Al-Qaidah dari masyarakat”. Sejumlah pemimpin suku Irak memang telah menggelar pertemuan dengan para ulama di Ar Ramadi pekan lalu, untuk menetapkan cara menghadapi pembantaian yang terjadi setiap hari di kota mereka.

Dalam pemberitaan Associated Press kemarin, Syaikh Faishal yang juga salah satu ketua suku mengatakan, “Masyarakat kini telah putus asa melihat tingkah laku orang-orang kriminil yang mengatasnamakan Islam sebagai balut untuk menutupi kejahatan mereka.”

Ia menambahkan, “Kondisi saat ini sudah sangat berbeda. Kota sudah ditinggalkan oleh mayoritas penduduknya yang lari menyelamatkan diri. Semua bantuan yang masukpun tidak dapat diterima.”

Menurutnya sebanyak 15 dari total 18 suku yang ada di Ar Ramadi telah sepakat dan hadir dalam pertemuan tersebut. Satar Bazai salah satu perwakilan kepala suku mengatakan, “Para ketua suku sudah menetapkan untuk memindahkan arah perang terhadap kelompok Islam bersenjata yang kini menguasai sejumlah wilayah di Ar Ramadi dan wilayah Al-Anbar. “Kita sekarang telah memasuki peperangan sesungguhnya. Mereka atau kita….”

Sikap para ketua suku itu nampaknya juga direspon oleh penduduk. Salah seorang penduduk yang diwawancarai BBC mengatakan, “Kami ingin hidup seperti manusia yang layak. Kami bosan dengan pembantaian yang terjadi setiap hari.”

Sebelum ini, ada pula salah satu pemimpin pemuda di kota Al-Anbar yang berjuluk Abu Faruk, mengatakan kepada Reuters, “Kami akan melanjutkan perang sampai kami bisa mendirikan system Khilafah Islamiyah. Apa yang terjadi di sini bukan termasuk dalam sistem politik Islami. Kami bangga jika kami bisa berperang melawan para pemimpin suku yang bekerjasama dengan AS.”

Apa yang sebenarnya terjadi di Irak? Inikah tanda-tanda dimulainya perang sipil seperti yang dikhawatirkan banyak kalangan dan Al-Qaidah menjadi kambing hitam yang dianggap tepat untuk memberantas apa yang klaim sebagai pemicu pembantaian. Dan kini, rakyat Irak mulai memihak tentara AS, yang jelas-jelas selama ini sangat memusuhi al-Qaidah. (na-str/bbc)