Jenderal Amerika Akui Negaranya Tidak Miliki Rencana Apapun Di Libya

This photo taken on august 11, 2014 shows a US soldier, part of the NATO-led International Security Assistance Force (ISAF), manning a machine gun onboard a Chinook helicopter over the Gardez district of Paktia province.  All NATO combat troops will be out of Afghanistan by the end of the year, though some US special forces are set to stay on to conduct discreet strikes against Al-Qaeda remanents.      AFP PHOTO / SHAH Marai        (Photo credit should read SHAH MARAI/AFP/Getty Images)
This photo taken on august 11, 2014 shows a US soldier, part of the NATO-led International Security Assistance Force (ISAF), manning a machine gun onboard a Chinook helicopter over the Gardez district of Paktia province. All NATO combat troops will be out of Afghanistan by the end of the year, though some US special forces are set to stay on to conduct discreet strikes against Al-Qaeda remanents. AFP PHOTO / SHAH Marai (Photo credit should read SHAH MARAI/AFP/Getty Images)

Eramuslim – Calon Jenderal Amerika Serikat untuk wilayah Benua Afrika, Jenderal Thomas Waldhesor, menyatakan bahwa negaranya tidak memiliki “grand strategy” untuk ikut campur tangan dalam menyelesaikan konflik di Libya.

Pernyataan ini dikatakan Jenderal Thomas Waldhesor dalam rapat dengar pendapat dengan anggota Kongres AS pada hari Selasa (21/06) kemarin.

“Saya tidak mengetahui adanya strategi besar AS untuk saat ini di Libya,” ujar Jenderal Thomas dihadapan anggota Kongres.

Sementara itu dalam keterangan terpisah juru bicara Departemen Pertahanan AS, Peter Cook, mengatakan bahwa AS masih mengamati situasi dan perkembangan terkini di Libya, meskipun memahami potensi ancaman yang ditimbulkan oleh mujahidin Islam disana.

Peter Cook menjelaskan bahwa AS dan sekutu Eropa tidak akan mengambil langkah militer di Libya selama pemerintah mereka belum diakui oleh dunia internasional.

Perlu diketahui bahwa saat ini AS mengirimkan sekitar 300 an pasukan elit mereka ke Libya bersama Inggris dan Perancis, dengan dalin membantu pasukan pemerintahan sementara memerangi mujahidin Libya. (Skynewsarabia/Ram)