Jika Serang Turki, Rusia Berhadapan Dengan Kekuatan NATO

NATO-symbolEramuslim.com – Keterlibatan Rusia dalam 4.5 tahun perang bersaudara di Suriah terlihat kian meningkat. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Sekretaris Jenderal NATO setelah serangan kedua yang dilakukan oleh pesawat milik Rusia di wilayah udara Turki hari ini, Selasa (6/10).

Tidak hanya itu, NATO juga mengeluarkan pernyataan bahwa tentara Rusia juga telah menjejakkan kaki di Suriah.

“Pesawat tempur Rusia telah melanggar dengan memasuki wilayah udara Turki,” ujar Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, seperti dilansir CNN. Dalam situs resmi NATO, Stolenberg pun menyebut hal tersebut sebagai hal yang tidak dapat diterima.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Stoltenberg memastikan bahwa telah terjadi dua pelanggaran di wilayah udara Turki.

“Kami telah melihat dua pelanggaran di wilayah angkasa Turki. Berdasarkan laporan intelijen yang kami terima, pelanggaran itu tidak terlihat sebagai sesuatu yang tidak disengaja,” katanya.

Pelanggaran pertama memasuki wilayah udara Turki oleh Rusia dilaporkan terjadi pertama kali pada Sabtu (3/10) lalu. Sedangkan yang kedua terjadi keesokan harinya, Minggu (4/10).

Angkatan udara Turki sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan tentang terdeteksinya sebuah pesawat tempur jenis MiG-26 dengan asal negara yang tak dikenal, mengganggu delapan pesawat F-16 milik Turki, di perbatasan Turki-Suriah.

Mereka menyebut, jet tempur MiG-26 itu terdeteksi di bawah radar selama empat menit 30 detik.

Turki sendiri telah menjadi anggota NATO sejak 1952. Dalam aturan aliansi negara-negara tersebut, dinyatakan bahwa jika terjadi serangan kepada salah satu dari 28 negara anggota NATO, maka serangan tersebut dapat diartikan sebagai serangan kepada semua negara.

Dalam keterangannya, Stoltenberg juga memastikan, pasukan Rusia telah menduduki Suriah. Pasukan darat itu disebutnya akan melapor kepada pangkalan udara Rusia.

Dia pun mengungkapkan keraguannya bahwa serangan udara yang dilakukan Rusia ke Suriah tidak murni dilakukan untuk menggempur kelompok teroris ISIS.

“Saya juga khawatir bahwa Rusia tidak menargetkan ISIS, tetapi menyerang kelompok oposisi Suriah dan warga sipil,” ujarnya.(ts/Cnnindonesia.com)