Abraham Samad: Bila Novel dkk Disingkirkan, Tak Ada Lagi OTT Kelas Menteri

Abraham mengatakan seharusnya ketidaklulusan di TWK bukan menjadi alasan menggugurkan alih status pegawai KPK menjadi ASN. Dia turut menilai ada pertanyaan-pertanyaan dalam TWK yang tidak relevan dan cenderung tidak transparan.

“Dari segi aturan hasil tes wawasan kebangsaan tidak boleh menjadi satu-satunya alat untuk menggugurkan kesempatan mereka menjadi ASN. Bahwa kalau kita lihat inti dari tujuan dari tes ini kalau saya lihat kayak ada target begitu, ada target orang-orang yang tidak diluluskan, karena tesnya sendiri tidak transparan,” ujarnya.

Abraham menjamin 75 orang yang dinyatakan tidak lulus TWK memiliki integritas dalam memberantas korupsi.
Dia bahkan tidak bisa membayangkan apakah masih ada OTT sekelas menteri apabila Novel Baswedan dan kawan-kawan tidak lagi berada di tubuh lembaga antirasuah tersebut.

“Kalau kita lihat karakter dan sikap mereka, mereka orang-orang yang tidak bisa diajak kompromi untuk melakukan hal-hal yang sikapnya tanda kutip, mereka tegak lurus, dan tetap menjaga marwah KPK,” ungkapnya.

“Saya tidak bisa membayangkan kalau mereka semua ini disingkirkan, apakah masih ada OTT sekelas menteri, apakah masih ada OTT yang mencengangkan, apakah masih ada pemberantasan korupsi yang kita harapkan bila mereka semua tidak ada,” lanjut dia.

Sebelumnya, 75 dari 1.351 pegawai dinyatakan tidak lulus hal asesmen tes wawasan kebangsaan. Salah seorang di antaranya yang telah buka suara yaitu penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Novel sendiri heran karena selain dirinya ada nama-nama lain dari pegawai KPK yang gagal yang sebenarnya sudah terbukti kinerjanya.