Bantah Hadiri Baiat ISIS di Kampus UIN Ciputat, Munarman ke Eks Napiter: Kata-kata Ini Kita Bawa ke Yaumul Hisab Ya!

eramuslim.com – Jaksa Penuntut Umum (JPU) turut menghadirkan seorang eks narapidana terorisme berinisial HF dalam sidang lanjutan kasus dugaan tindak pidana terorisme atas terdakwa Munarnam di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (19/1/2022) hari ini. Kehadiran HF dalam ruang persidangan adalah memberikan keterangan dalam kapasitasnya sebagai saksi.

Dalam persidangan kasus terorisme, identitas saksi memang harus dirahasiakan. Hal itu merujuk pada ketentuan Pasal 33 dan Pasal 34 A Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Dalam persidangan kali ini, Munarman terlibat dalam perdebatan dengan HF mengenai acara baiat kepada ISIS berkedok seminar di kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan pada 6 Juli 2014 silam. Munarman, dalam hal ini menegaskan jika dirinya tidak berbaiat kepada ISIS pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi tersebut.

HF mengaku jika dirinya bertindak sebagai panitia bagian keamanan dalam acara pembaiatan berkedok seminar tersebut. Dalam persidangan, HF mengakui jika acara yang berlangsung di kampus UIN Syarifhidayatullah itu dikhususkan untuk pembaiatan dalam rangka menyambut kekhilafahan

“Pada saat itu, acara apa?” tanya majelis hakim.

“Ini acara memang dikhususkan untuk baiat menyambut kekhilafahhan yang dideklarasikan Al Baghdadi,” jawab HF.

“Acara baiat, siapa penyelenggaranya?” kata majelis hakim.

“Dari Faksi,” sebut HF.

Dalam acara pembaiatan tersebut, HF mengatakam ada dua orang pembicara. Mereka adalah Ustaz M. Fahri dan Ustaz Fauzan Ansori.

Kata HF, kedua pembicara tersebut, dalam ceramahnya, menjelaskan tentang pentingnya baiat dan hijrah. Bahkan, dalam acara tersebut turut memutar sejumlah video peperangan.

Majelis Hakim: “Ada ceramah-ceramah terhadap kedua orang itu?”

HF: “Iya, menjelaskan tentang bagaimana pentingnya baiat dan hijrah.”

Majelis Hakim: “Apakah ada video peperangan?”

HF: “Ada.”

Majelis Hakim: “Isinya?”

HF: “Alat-alat tempur yang ada di daulah, dan tentang video-video baiat, dan alat-alat tempur.”

Hingga pada akhirnya, majelis hakim mengonfirmasi kepada HF apakah Munarman ikut hadir dalam acara baiat tersebut. Lantas, pertanyaan tersebut di iyakan oleh HF.

Majelis Hakim:”Apakah waktu itu terdakwa datang?”

HF: “Terdakwa datang setelah pemutaran video.”

Bahkan, HF menyatakan bahwa Munarman, dalam acara tersebut ikut berbaiat. Bahkan, dia melihat sosok Munarman secara jelas dalam acara tersebut.

Majelis Hakim: “Apakah saksi melihat terdakwa ikut dalam baiat?”

HF: “Melihat.”

Majelis Hakim: “Melihat dengan jelas?”

HF: “Jelas.”

HF, yang betindak sebagai panitia divisi keamanan berada di dekat pintu masuk, atau lebih tepatnya berjarak kurang lebih 10 meter dari Munarman. Selanjutnya, HF sempat terlibat perdebatan dengan saksi K ihwal kehadiran Munarman.

Kepada HF, K meminta agar Munarman diusir karena tidak masuk dalam daftar peserta undangan. Jika nantinya Munarman tidak ikut berbaiat, maka Munarnan akan segera diusir dalam acara tersebut.

“Saat itu, K menginstruksikan untuk mengusir Munarman, karena memang tidak ada di daftar list kami, akhirnya saya bilang tahan, biarkan dulu, kalau dia tidak baiat, baru kita usir.”