Defisit Perdagangan di Era Jokowi Paling Payah Sejak 1975

Eramuslim.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018, yang mengalami defisit US$8,57 miliar. Defisit itu menjadi yang terbesar, sejak BPS mencatat neraca perdagangan pada 1975.

Menanggapi hal ini, Ekonom Senior Rizal Ramli buka suara. Baginya, ini neraca perdagangan paling payah di era Presiden Joko Widodo.

Rizal mengingatkan Jokowi, bahwa ekonomi itu bukan hanya soal infrastruktur. Ekonomi tak lain menurutnya adalah soal daya beli, lapangan pekerjaan dan neraca keuangan.

“BPS telah mengumumkan, ini defisit perdagangan paling payah. Pak Jokowi, ekonomi itu bukan hanya soal infrastruktur, ekonomi itu juga soal daya beli, pekerjaan, neraca keuangan,” kata Rizal Ramli saat diskusi di Jakarta Selatan, Selasa 15 Januari 2019.

Rizal Ramli juga menuding, defisit neraca perdagangan ini akibat menteri Jokowi yang doyan impor. Alhasil inilah yang terjadi.

“Soal infrastruktur saya angkat topi, tapi lainnya saya mohon maaf. Menterinya doyan impor, inilah hasilnya,” sindir Rizal. [viva]