Diam-Diam, 200 Manuskrip Aceh Dijual ke Luar Negeri

Ia juga mengatakan faktor penjualan tersebut juga disebabkan kurangnya perhatian Pemerintah Aceh terhadap penyelamatan naskah di Aceh, seperti tidak adanya alokasi dana untuk pembelian manuskrip koleksi pemerintah, khususnya museum Aceh.

Hermansyah yang juga dosen UIN Ar-Raniry itu menyarankan agar Pemerintah Aceh memberikan perhatian serius kepada naskah kuno tersebut dengan memberi kompensasi atau membeli naskah yang saat ini masih ada di masyarakat.

“Ini merupakan salah satu cara yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan manuskrip Aceh yang nantinya dapat dijadikan sebagai warisan sejarah Aceh di masa mendatang,” katanya.

Ia menambahkan pascarehabilitasi dan rekontruksi gempa dan tsunami Aceh, beberapa NGO dan negara luar sudah membantu penyelamatan manuskrip di Aceh seperti Jepang dan Jerman.

“Negara-negara tersebut pernah membantu restorasi dan digitilisasi manuskrip Pemerintah. Saya juga menyarankan Pemerintah Aceh dapat mencari donatur luat untuk bekerja sama lebih lanjut dengan lembaga tersebut,” kata Hermansyah.(kl/akt)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/miliki-dan-tebar-mushaf-quran-mu.htm