Dinamika di Detik-detik Terakhir Jelang Pemilu 2019: Prabowo Kalahkan Jokowi?

Pertanyaannya adalah, bagaimana Maruf Amin bisa menjadi faktor pengungkit nilai Jokowi di mata konstituen? Di detik-detik terakhir yang menentukan, hal yang signifikan terutama meningkatkan sikap negatif terhadap petahana adalah kekecewaan atas kinerja petahana. Sikap positif terhadap sosok Prabowo biasanya disebabkan oleh kekecewaan atas kinerja Jokowi.

Kekecewaan tersebut yang mengantarkan pemilih untuk memilih kandidat penantang yang gamblang menawarkan perubahan. Lima tahun lalu mungkin banyak orang punya kecenderungan untuk memilih Jokowi, namun karena kekecewaan mereka hari ini sangat mungkin memutuskan untuk bergeser. Sulit untuk membayangkan Maruf Amin bisa secara signifikan mengungkit kecenderungan untuk memilih Jokowi.

Namun juga harus diakui bahwa sosok Jokowi juga memiliki kekuatan. Dalam konteks etnis misalnya, kita bisa melihat loyalitas pemilih 01 sangat dipengaruhi oleh semangat sentimen Jawaisme. Hal yang tak dimiliki oleh Prabowo. Prabowo tidak mewakili unsur Ke-Jawa-an yang dipegang oleh Jokowi. Walaupun sebenarnya kalau kita bicara asal-usul atau trah, kita harus akui Prabowo memiliki modal yang jauh lebih besar dari Jokowi.

Masa Tenang dan Dilema Kelas Menengah: Silent Voters

Berbagai dinamika yang sudah, sedang dan akan terjadi ternyata membuat banyak pihak gelisah. Para pendukung militan petahana juga merasakan kerisauan atas pergeseran masif ini.

Kerisauan di media sosial terutama yang berasal dari kubu 01, menunjukkan mereka sendiri merasa bahwa dukungan atau atensi untuk dukungan terhadap Jokowi cenderung meredup.

Perhatian dan kritik pendukung petahana terhadap mereka yang menunjukkan sikap golput menunjukkan kerisauan tersebut. Berbeda dengan pendukung kandidat 02 yang cenderung mengabaikan mereka yang golput. Kerisauan tersebut terepresentasi dari bagaimana mereka banyak pendukung kubu 01 menyerang dan mengritik golput, dan secara sporadis berkampanye dengan isu apapun.