Diplomat Senior Kecam Said Aqil Soal Permintaan Tarik Dubes Saudi

Dalam kaitan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Kingdom of Saudi Arabia (KSA), kata Pohan, kepentingan itu menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya termasuk pendidikan.

“Jujur, kepentingan kita jauh lebih besar terhadap KSA daripada kepentingan KSA terhadap Indonesia. Ini titik awal pembahasan kita,” tegasnya.

Ketiga, apa yang akan terjadi apabila usul Said Aqil disetujui Presiden? Dan Menlu Retno akan memerintahkan pengusiran (persona non-grata) Dubes Osamah?

“Maka, sebagai balasan Pemerintah KSA akan mengusir Dubes Indonesia dari Riyadh. Tidak berhenti di situ. Kedua negara akan menutup Embassy-nya di masing-masing ibukota,” ungkapnya.

“Maka, hubungan yang menguntungkan Indonesia hancur seketika. Siapa yang rugi? Ya keduanya rugi. Gara-gara nilai setitik rusak susu sebelanga. Yang menjadi ‘nila’ itu Dubes Saudi atau Said Aqil? Siapa yang menderita paling banyak? Ya, Indonesia,” kata Pohan.

Karena itu, lanjutnya, resep terbaik adalah ibarat menarik rambut dalam tepung. Rambut tidak putus dan tepung tidak berserak.

Kepentingan hubungan antar negara itu jauh di atas kepentingan sebuah parpol, apalagi hanya ormas dan lebih kecil lagi karena ego pemimpinnya terganggu atau ulah satu-dua anggota Banser yang telah dijatuhi hukuman pidana.

“Sebaiknya PBNU klarifikasi (tabayyun) dulu kepada Dubes Osamah, benarkan dia bermaksud menghina PBNU?,” saran Pohan.