Ditolak UGM, UAS Tenang: Kalo Saya Marah, Umat Meledak!

“Tapi kalau mereka balik nakal lagi, saya mungkin dapat dosanya 5 persen aja, yang 85-nya yang batalin itu,” katanya, tertawa.

Sebelumnya, UAS menanggapi santai terkait kuliah umumnya ditolak oleh UGM. UAS mengatakan bahwa tausiyah tak mengejar target layaknya artis di dunia hiburan.

“Pertama bahwa saya menyampaikan tausiyah itu kan bukan seperti artis yang kejar target. Jadi saya diundang ya saya datang,” ujar UAS.

Jika ada yang membatalkan acara, ia memilih akan menggantikan kehadirannya di tempat lain yang menjadi cadangan.

“Kalau kebetulan dibatalkan, ya saya ke tempat lain yang selalu saya katakan ‘Nanti ya kalau ini batal’,” ungkapnya.

Ia berpikir bahwa tempat tidaklah penting saat ada media seperti televisi (TV) dan sebagainya.

Kuliahnya yang berganti di UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta pun dirasanya cukup.

“Jadi, setelah kita punya alat komunikasi, multimedia TV, jadi saya pikir tempat itu tidak terlalu penting. […] Jadi saya pikir karena tausiyah akhirnya di UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, toh nanti kawan-kawan yang di UGM akan menonton. […] Mungkin ingin silaturahim, ingin ketemu, kalau di mana ya di masjid kita,” katanya.

UAS lantas ditanya tanggapan terkait sejumlah penolakan terhadap dirinya.

“Publik kan melihatnya kan diterpa lagi nih Ustaz. Ada lagi penghadangan dan segala macam, tapi ustaz lihatnya sudah lebih santai atau bagaimana, terlihat dari wajah ustaz ya atau bagaimana?” ujar presenter.

Menurut UAS, hal ini telah terjadi beberapa kali dan terulang kembali. Ia mengingat di mana pernah tertahan di bandara, hingga acara dengan anak-anak autis di Kudus, Jawa Tengah juga mendapat penolakan.

“Saya kira dari dulu juga begitu ketika kasus dua jam di airport nongkrong kemudian satu jam di Timor Leste pernah. […] Kemudian di beberapa daerah kemarin terakhir di Kudus. Saya tetap datang karena niatnya penggalangan dana untuk anak-anak autis. Jadi waktu batal kita sampaikan saja uang yang ada, peletakan batu pertama,” sebutnya.

Iamengaku tak khawatir dirinya, akan tetapi anak-anak yang telah berharap dari acara tersebut.

“Yang saya khawatirkan bukan saya. 120 anak autis yang tidak berdosa yang saya takutkan, yang saya cemaskan yang saya khawatirkan. […] 120 anak ini berdoa jadi yang menghadang itu kalau bisa datanglah ke Pesantren Al-Achsaniyyah. Temui anak autis itu cium tangannya. Mudah-mudahan Allah mengampunkan,” sebutnya. (mc)