Eks Walikota Padang: Aturan Siswi Berjilbab Sudah 15 Tahun, Kok Baru Ribut?

“Aturan itu saya yang buat. Sudah ada sejak zaman saya jadi wali kota, bukan sekarang saja,” katanya.

Fauzi mengatakan, selain menjaga kaum perempuan, kebijakan itu dimaksudkan mengembalikan budaya Minang.

“Jauh sebelum republik ini ada, gadis Minang dulunya sudah berbaju kurung. Kita mengembalikan adat Minang berbaju kurung. Pasangan baju kurung adalah selendang. Agar tak diterbangkan angin, ada kain yang dililitkan ke leher, itulah yang namanya jilbab,” katanya.

“Apa yang kita lakukan dulu dapat respons yang luar biasa. Buktinya, ini bukan hanya di Kota Padang saja, tapi juga menjalar ke seluruh Sumatera Barat, Sumatera, dan Indonesia. Kalau ada yang protes satu atau 10 orang, kan hal biasa. Tujuan utama kita adalah melindungi perempuan, terutama kaum minoritas di tempat mayoritas,” katanya lagi.

Ia menekankan peraturan di sekolah itu sudah sangat bagus dan tak perlu dicabut.

“Itu sudah kebijakan dan aturan sekolah. Kalau tidak suka dengan aturan sekolah, ya, tinggal cari sekolah lain saja. Dulu saya juga diteriaki mendukung dan melakukan kristenisasi. Mana yang dulu protes-protes itu, ke mana orang-orang itu sekarang,” kata Fauzi.

“Toh itu semangatnya bukan paksaan buat nonmuslim. Kita melindungi generasi kita sendiri,” katanya.[]